London Antara Jateng - Garuda Indonesia dalam melancarkan strategi Sky Beyond berhasil membukukan laba bersih senilai 19,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal ketiga tahun 2016, sehingga menempatkan perusahaan dalam posisi yang cukup kuat dengan pertumbuhan positif sampai 2020.

Pada awal tahun Garuda meluncurkan layanan non-stop pertama dari London ke Jakarta dari hub UK baru di London Heathrow, demikian Manejer Garuda di Inggris Raya Jubi Prasetyo kepada ANTARA News di London, Sabtu.

Garuda bersama Kementerian Pariwisata RI ikut mempromosikan Wonderful Indonesia selama penyelenggaraan pameran pariwisata World Travel Market (WTM) London guna mendukung program pemerintah untuk mencapai target kunjungan wisatawan sebanyak 20 juta pada tahun 2019.

Sementara itu secara terpisah Presiden & CEO Garuda Indonesia, M. Arif Wibowo, mengatakan pada tahun depan, maskapai Garuda akan mengembalikan penerbangan dari Indonesia ke AS, dengan layanan yang direncanakan untuk membuka di Los Angeles melalui Tokyo Haneda.

"Hasil positif ini dicapai melalui non-stop kerja keras dalam menerapkan strategi ekspansi bisnis Sky Beyond, yang memegang peran penting dalam mempromosikan kinerja perusahaan pada periode ini. Meskipun musim yang sangat kompetitif di industri penerbangan, termasuk perlambatan ekonomi global, kami cukup optimis tentang mempertahankan pertumbuhan positif dari perusahaan hingga akhir tahun ini.

Dikatakannya, Garuda Indonesia melaksanakan program efisiensi keuangan proporsional sejak awal 2015. perbaikan berkelanjutan dalam aspek lain seperti operasional, jasa dan komersial, diyakini telah cukup memperkuat perusahaan yang tumbuh positif sekarang diharapkan sampai tahun 2020.

Garuda Indonesia Group, termasuk anak perusahaan bertarif rendah (low cost) Citilink berhasil membawa 26.043.138 penumpang pada semester pertama 2016, meningkat 6,1 persen dari 24.551.594 penumpang pada periode yang sama di 2015.

Garuda Indonesia sendiri membawa 17.810.000 penumpang yang terdiri dari 14.550.000 penumpang domestik dan 3,26 juta penumpang internasional.

Citilink Indonesia berhasil mengangkut 8.230.000 penumpang antara Januari-September 2016, yang meningkat hampir 20 persen dari 6,86 juta penumpang yang diangkut selama periode yang sama pada tahun 2015.

Sampai saat ini, Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 194 pesawat, terdiri dari sepuluh Boeing 777-300ER, dua puluh lima Airbus A330-200 / 300, dua Boeing 747-400, tujuh puluh enam Boeing 737-800NG, delapan belas Bombardier CRJ1000 NextGen, dan lima belas ATR72-600, dengan total 146 pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia, dan juga empat puluh Airbus A320 dan delapan Boeing 737-300 / 500, total 48 pesawat yang dioperasikan Citilink, dengan usia pesawat rata-rata 4,6 tahun.

Garuda Indonesia dianugerahi penghargaan "Terbaik di Dunia Cabin Staff" oleh Skytrax selama tiga tahun terakhir berturut-turut. Selain penghargaan Best Cabin Staf Dunia, Garuda Indonesia mempertahankan reputasinya sebagai maskapai bintang lima, termasuk yang bernama Top 5 Terbaik di Dunia Airlines di Asia, Top 10 Terbaik di Dunia First Class Airlines, Top 10 Terbaik di Dunia Kelas Ekonomi Airlines, dan Airline Paling Dicintai.

Strategi Sky Beyond memiliki tiga poin yang menjadi pedoman bisnis Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan. Pertama, Garuda Indonesia akan mempertahankan dan meningkatkan kualitas servis sebagai the most caring airline. Bagi CEO Garuda Indonesia Arif Wibowo, tidak sekadar melayani, tapi benar-benar ke tahap care.

Kedua, Garuda Indonesia memposisikan diri sebagai maskapai full service dengan cost leadership yang bagus. Bagi Arif daya saing tiap maskapai terletak pada unit cost yang kompetitif.

“Kami telah lakukan benchmarking ternyata unit cost Garuda masih harus diturunkan,” ujarnya.

Terakhir adalah sinergi grup. Sebagai sebuah grup, Garuda Indonesia memiliki empat pilar yang berperan sebagai ujung tombak, yakni Garuda Indonesia, kemudian Citilink sebagai tulang punggung untuk pasar domestik, disusul oleh Garuda Maintenance Facility (GMF) dan Cargo.

“Paling penting mendorong anak perusahaan sebagai profitable subsidiaries. Membangun kepercayaan investor. Kalau investor percaya, kami tidak akan kesulitan dalam melakukan ekspansi. Perusahaan harus profit dan tumbuh secara berkelanjutan,” demikian Arif Wibowo.