Solo, Antar Jateng - Manusia tertua di dunia Suparman (145) alias Mbah Gotho asal Sragen, Jawa Tengah menerima alat bantu pendengaran dari program 'So Indonesia May Hear'.

Juru bicara Komunitas HORE, Veronica Lahji di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta, Senin, mengatakan penyerahan alat bantu dengar dari Starkey Foundation tersebut, merupakan kerjasama PT ABDI dengan Kemensos RI, Pemkot Solo, PMI Solo, PMS, LIons Club Solo Bengawan, Lions Club Mustika. Lions Club Solo Putri, Lions Club Solo Centenial, Persatuan Dokter THT dan Komunitas HORE Solo.

Veronica Lahji mengatakan ide awal pemasangan alat bantu dengar berasal dari sejumlah anggota komunitas di antaranya merupakan jurnalis.

Dengan pemasangan alat bantu dengar diharapkan bisa memperlancar komunikasi antara Mbah Gotho dengan keluarga, lingkungan maupun media.

"Ide ini disetujui oleh keluarga dan langsung kita konsultasikan dengan pak Martono (Sumartono Hadinoto) dari PMI. Dan beliau setuju untuk menyampaikan ke PT ABDI. Kami juga akan menyerahkan sedikit donasi untuk Mbah Gotho," ujar Veronica.

Sekretaris PMI Solo Sumartono Hadinoto mengatakan kegiatan tersebut merupakan fase kedua dengan 1.426 alat bantu dengar yang dibagikan untuk warga Solo dan sekitarnya.

Pada fase pertama bulan Agustus lalu dilakukan pemeriksaan dan pengukuran telinga. Dari kuota 1.500 unit, yang datang sebanyak 1.426 orang. Setelah diukur, kata dia, tiga hari ini dipasang dan disesuaikan ke masing-masing penerima.

"Sebanyak 1.426 alat dengar siap dibagikan kepada warga Kota Solo yang membutuhkan. Pembagian dilakukan selama tiga hari mulai hari ini, di Pendapi Gedhe Balai Kota Surakarta. Secara simbolis bantuan untuk Mbah Gotho ," katanya.

Sumartono menjelaskan bantuan 1.426 alat bantu dengar untuk masyarakat Solo ini tanpa syarat usia, ataupun penyebab gangguan pendengaranya, baik bawaan lahir maupun karena sakit. Pembagian alat dengar ini melalui tiga fase.

Pada fase pertama sudah dilakukan pemeriksaan telinga pada 7 Agustus hingga 9 Agustus di Pendapi Gede Balai Kota. Untuk fase kedua, pembagian alat bantu dengar sesuai dengan hasil pengukuran di fase pertama. Sedangkan fase ketiga berupa monitoring atau pengecekan.