Parade Bhinneka Tunggal Ika Diikuti 97.000 Orang
Sabtu, 19 November 2016 13:14 WIB
Para peserta parade Bhinneka Tunggal Ika berkumpul di Silang Monas, Jakarta, Sabtu (19/11/2016). (ANTARA News/ Arindra Meodia)
Jakarta, Antara Jateng- Parade Bhinneka Tunggal Ika yang digelar pada Sabtu pagi di Bundaran Patung Kuda Arjuna Wijaya dengan menampilkan keberagaman suku bangsa, agama serta ras di Indonesia, diikuti sekitar 97.000 orang dari masyarakat sipil.
"Kemarin komitmen dari berbagai elemen yang mau datang, totalnya ada 97 ribu, belum termasuk yang datang pribadi dengan sendirinya," kata salah satu penggagas Parade Bhinneka Tunggal Ika, Hasan Nasbi di Jakarta, Sabtu.
Hasan mengatakan sasaran yang dituju dalam aksi damai ini adalah merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinnekaan Indonesia serta mempertahankan pemerintahan yang terpilih secara konstitusional dan menyerukan penegakan hukum yang tidak bisa diintervensi pihak mana pun.
Menurut dia, sejumlah masyarakat sipil gelisah karena dibiarkannya kelompok yang dinilai tidak menghargai perbedaan, tidak memiliki ke-Bhinekaan, namun ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan ideologi yang bertentangan dengan NKRI.
"Yang bisa menerima keberagaman itu hanya Pancasila, tapi ada sebagian orang muncul seolah bukan orang Indonesia. Kita harus memuliakan bangsa sendiri, bukan meniadakan sesama bangsa hanya karena ia lahir berbeda," ujar Hasan.
Ia menambahkan bahwa info Parade Bhinneka Tunggal Ika ini sudah disebarluaskan sejak sepekan lalu melalui berbagai sosial media, seperti Facebook, Twitter dan Instagram.
Antusiasme masyarakat dari berbagai wilayah pun terlihat dengan datangnya warga dari Nias, Kalimantan Barat, Banten dan Jabodetabek dengan memakai kaos merah/putih dan baju adat.
"Kemarin komitmen dari berbagai elemen yang mau datang, totalnya ada 97 ribu, belum termasuk yang datang pribadi dengan sendirinya," kata salah satu penggagas Parade Bhinneka Tunggal Ika, Hasan Nasbi di Jakarta, Sabtu.
Hasan mengatakan sasaran yang dituju dalam aksi damai ini adalah merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinnekaan Indonesia serta mempertahankan pemerintahan yang terpilih secara konstitusional dan menyerukan penegakan hukum yang tidak bisa diintervensi pihak mana pun.
Menurut dia, sejumlah masyarakat sipil gelisah karena dibiarkannya kelompok yang dinilai tidak menghargai perbedaan, tidak memiliki ke-Bhinekaan, namun ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan ideologi yang bertentangan dengan NKRI.
"Yang bisa menerima keberagaman itu hanya Pancasila, tapi ada sebagian orang muncul seolah bukan orang Indonesia. Kita harus memuliakan bangsa sendiri, bukan meniadakan sesama bangsa hanya karena ia lahir berbeda," ujar Hasan.
Ia menambahkan bahwa info Parade Bhinneka Tunggal Ika ini sudah disebarluaskan sejak sepekan lalu melalui berbagai sosial media, seperti Facebook, Twitter dan Instagram.
Antusiasme masyarakat dari berbagai wilayah pun terlihat dengan datangnya warga dari Nias, Kalimantan Barat, Banten dan Jabodetabek dengan memakai kaos merah/putih dan baju adat.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Wali kota: Semangat Bhinneka Tunggal Ika dipraktikkan dalam hidup sehari-hari
24 March 2023 20:46 WIB, 2023
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017