Jepara, Antara Jateng - Guru di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, masih harus bekerja sambilan guna memenuhi kebutuhan keluarganya meskipun gajinya mengalami kenaikan karena biaya hidup di kepualan ini cukup tinggi.

"Saat ini, saya memang menerima gaji per bulan hingga Rp3,2 juta per bulannya," kata guru Madrasah Aliyah Safinatul Huda Karimunjawa Muhsin Alatas di Jepara, Jumat.

Jumlah tersebut diakui tergolong besar karena gaji normatifnya hanya Rp400 ribu per bulan.

Ketika masih menjadi guru biasa, gaji yang diterima hanya Rp100 ribu per bulan pada tahun 2009, kemudian ada peningkatan dan saat ini ketika ditunjuk sebagai kepala sekolah tahun ini mendapatkan tambahan menjadi Rp400 ribu per bulan.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dia membuka usaha toko kecil-kecilan yang menyediakan sejumlah alat tulis kantor.

"Saya juga mencari ikan di laut," ujarnya.

Pengabdian dirinya sejak tahun 2005, akhirnya mendapatkan perhatian dari pemerintah melalui sertifikasi serta tunjangan khusus guru di daerah terpencil.

Ia mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan gaji yang lebih besar, dibandingkan sebelummnya karena gaji yang diterima setelah ditambahkan dana sertifikasi dan tunjangan khusus mencapai Rp3,2 juta.

Gaji sebesar itu, semakin mendorong semangatnya mengajar, termasuk mencari tambahan pengetahuan lewat dunia maya.

Jika harus berkata jujur, kata dia gaji yang diterima saat ini belum ideal karena biaya hidup di Karimunjawa cukup mahal.

Misal, harga jual bensin per liter Rp10.000 dan elpiji tiga kilogram mencapai Rp32.000 dan ukuran 12 kilogram Rp185.000.

"Harga kebutuhan pokok masyarakat yang lainnya, tentu juga mahal karena biaya transportasi laut dari Jepara ke Karimunjawa juga mahal," ujarnya.

Karena keluarganya baru memiliki satu anak, dia mengaku belum merasakan beban biaya yang lebih besar, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih bisa diatur untuk penggunaan dananya.

"Mudah-mudahan pemerintah, khususnya pemerintah daerah memberi perhatian lebih kepada tenaga pendidik di daerah terpencil khususnya dalam hal kesejahteraan karena belum semua guru di MA Safinatul Huda menerima tunjangan khusus serta sertifikasi," ujarnya.

Hal senada diungkpkan Kepala MTs Safinatul Huda Tajudi dari 20 pegawai yang mendapatkan sertifikasi baru sembilan orang dan tunjangan khusus 14 orang.

Meskipun demikian, dia selalu mendorong para guru untuk bekerja dengan penuh ikhlas dan disiplin serta berkualitas.

Hasilnya, kata dia hasil ujian nasional (UN) meraih peringkat dua tingkat Kabupaten Jepara.

Adanya tunjangan khusus serta sertifikasi, kata Tajudi sangat membantu kehidupan keluarganya karena gaji sebelumnya hanya Rp400 ribu per bulan, kini menjadi Rp3,2 juta.

"Tingkat kesejahteraan tentu bertambah, meskipun belum ideal," ujarnya.

Untuk menambah pemasukan, Tajudi membuka jasa fotokopi serta cetak foto.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara Muhdi mengatakan tingkat kesejahteraan guru di bawah naungan Kemenag cukup baik, dibandingkan sebelumnya hanya menerima gaji kurang dari Rp1 juta.

Hal itu, disebabkan karena ada dana sertifikasi serta dana tunjangan khusus daerah terpencil.

"Kami mendorong guru untuk lebih semangat mengajar, disiplin serta meningkatkan kualitas," ujarnya.