Sinden Asal Trenggalek Menangi Sinden Idol 3
Senin, 19 Desember 2016 16:48 WIB
Ilustrasi - Pesinden dan para pemain karawitan tampil dalam Festival Karawitan dan Sinden Idol di Semarang, Jateng. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Semarang, Antara Jateng - Sinden muda asal Trenggalek, Jawa Timur, Mambaul Khasanah, memenangi ajang Sinden Idol 3, kompetisi sinden yang digelar Universitas Negeri Semarang (Unnes).
"Mambaul Khasanah berhasil menyisihkan sembilan finalis," kata Ketua Panitia Sinden Idol 3 Agus Nuryatin berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara, di Semarang, Senin.
Sinden Idol merupakan kompetisi sinden dua tahunan yang rutin digelar Unnes sebagai ajang pencarian sinden yang mumpuni, terampil, dan menghayati nilai-nilai budaya Jawa.
Sebagai juara kedua adalah Maya Yuanita Agustiani dari Kudus, disusul Riris Kumalasari (Blora) pada posisi ketiga, sementara untuk juara harapan dari Ponorogo, Sragen, dan Kota Semarang.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unnes itu menjelaskan aspek penilaian bukan sekadar teknis, seperti perbendaharaan cengkok, irama, dan gending, melainkan penghayatan dan perilaku.
Malam Final Sinden Idol 3 berlangsung pada Minggu (18/12) malam dengan juri, yakni pakar sinden Nyi Sutarmi, dosen ISI Surakarta Waluyo, dan Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono (juri kehormatan).
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman menjelaskan Sinden Idol itu merupakan kegiatan yang mengimplementasikan visi Unnes sebagai kampus konservasi, terutama seni dan budaya lokal.
"Ada tiga visi konservasi Unnes, yakni konservasi lingkungan dan sumber daya alam, konservasi nilai dan karakter, serta konservasi seni budaya. Salah satunya, Sinden Idol ini," katanya.
Fathur menjelaskan seni dan budaya Jawa mengandung nilai-nilai adiluhung, seperti harmonis dan edukasi yang sudah semestinya dilestarikan sebagai warisan budaya nenek moyang.
"Namun pelestarian harus disinergikan dengan konteks kekinian. Ya, seperti Sinden Idol ini untuk menarik minat generasi muda untuk menekuni dunia persindenan," katanya.
Sementara itu, Sekda Jateng Sri Puryono menegaskan pemerintah provinsi tentunya sangat mendukung pergelaran Sinden Idol yang menjadi upaya melestarikan seni budaya Jawa, yakni sinden.
"Makna Sinden ini bukan hanya masalah suara, melainkan juga sebagai kesenian adiluhung yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus digali. Jangan malu lagi menjadi sinden," katanya.
Bahkan, Sri mengatakan generasi muda bisa menjadikan profesi sinden untuk mendapatkan penghasilan yang layak, sebab dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus untuk bisa menjadi sinden.
"Para sinden ini akan kami 'masukkan' ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengajari anak-anak. Ya, termasuk mengajarkan soal budi pekerti dan kepribadian," pungkasnya.
"Mambaul Khasanah berhasil menyisihkan sembilan finalis," kata Ketua Panitia Sinden Idol 3 Agus Nuryatin berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara, di Semarang, Senin.
Sinden Idol merupakan kompetisi sinden dua tahunan yang rutin digelar Unnes sebagai ajang pencarian sinden yang mumpuni, terampil, dan menghayati nilai-nilai budaya Jawa.
Sebagai juara kedua adalah Maya Yuanita Agustiani dari Kudus, disusul Riris Kumalasari (Blora) pada posisi ketiga, sementara untuk juara harapan dari Ponorogo, Sragen, dan Kota Semarang.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unnes itu menjelaskan aspek penilaian bukan sekadar teknis, seperti perbendaharaan cengkok, irama, dan gending, melainkan penghayatan dan perilaku.
Malam Final Sinden Idol 3 berlangsung pada Minggu (18/12) malam dengan juri, yakni pakar sinden Nyi Sutarmi, dosen ISI Surakarta Waluyo, dan Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono (juri kehormatan).
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman menjelaskan Sinden Idol itu merupakan kegiatan yang mengimplementasikan visi Unnes sebagai kampus konservasi, terutama seni dan budaya lokal.
"Ada tiga visi konservasi Unnes, yakni konservasi lingkungan dan sumber daya alam, konservasi nilai dan karakter, serta konservasi seni budaya. Salah satunya, Sinden Idol ini," katanya.
Fathur menjelaskan seni dan budaya Jawa mengandung nilai-nilai adiluhung, seperti harmonis dan edukasi yang sudah semestinya dilestarikan sebagai warisan budaya nenek moyang.
"Namun pelestarian harus disinergikan dengan konteks kekinian. Ya, seperti Sinden Idol ini untuk menarik minat generasi muda untuk menekuni dunia persindenan," katanya.
Sementara itu, Sekda Jateng Sri Puryono menegaskan pemerintah provinsi tentunya sangat mendukung pergelaran Sinden Idol yang menjadi upaya melestarikan seni budaya Jawa, yakni sinden.
"Makna Sinden ini bukan hanya masalah suara, melainkan juga sebagai kesenian adiluhung yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus digali. Jangan malu lagi menjadi sinden," katanya.
Bahkan, Sri mengatakan generasi muda bisa menjadikan profesi sinden untuk mendapatkan penghasilan yang layak, sebab dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus untuk bisa menjadi sinden.
"Para sinden ini akan kami 'masukkan' ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengajari anak-anak. Ya, termasuk mengajarkan soal budi pekerti dan kepribadian," pungkasnya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Atlet binaraga asal Desa Jambon Temanggung lolos ke ajang Mr Olympia Amerika
27 September 2024 14:06 WIB
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
01 January 2017 8:32 WIB, 2017
Sambut Tahun Baru, Boyolali Gelar Pertunjukan di 22 Titik Termasuk Godbless
29 December 2016 13:55 WIB, 2016