Survai Batan: 77,53 Persen Masyarakat Indonesia dukung Pembangunan PLTN
Selasa, 10 Januari 2017 12:05 WIB
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto berjalan keluar usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (12/1). Pertemuan tersebut membahas soal Rencana Umum Energi Nasional di ma
Jakarta Antara Jateng - Survei terbaru yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menunjukkan sebanyak 77,53 persen masyarakat di Tanah Air mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
"Hasil survei selama beberapa tahun terakhir mengalami tren positif," ujar Kepala Batan, Djarot Wisnubroto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Jajak pendapat itu dilakukan Batan dan PT Pro Ultima sepanjang Oktober hingga Desember 2016, dengan responden sebanyak 4.000 responden dari 34 provinsi di Tanah Air.
Pada saat dimulainya survei yakni pada 2011, dukungan masyarakat terhadap pembangunan PLTN masih rendah yakni 49,5 persen. Kemudian mengalami peningkatan menjadi 52,9 persen pada 2012, selanjutnya naik menjadi 64,1 persen pada 2013, kemudian 72 persen pada 2014, lalu 75,3 persen pada 2015.
"Jika dilihat dari jumlah dukungan yang terus konsisten, dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah tidak mempermasalahkan lagi kehadiran PLTN," kata Djarot.
Dukungan yang rendah pada 2011, juga berkaitan dengan kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi di Jepang.
Djarot menegaskan bahwa dukungan masyarakat bukan satu-satunya faktor penentu dalam menetapkan pembangunan PLTN, namun penting untuk dilakukan sebagai bentuk pelibatan masyarakat.
"Dari hasil survei, bisa dilakukan perhitungan. Kalau tidak jadi "go nuclear" tidak masalah, karena tugas Batan melakukan sosialisasi mengenai nuklir".
Koordinator analis Hasil Riset PT Pro Ultima, Angga Yuni Mantara, mengatakan jumlah dukungan paling tinggi diraih Sulawesi Utara mencapai 98 persen, kemudian Jawa Barat, Jambi dan Aceh, yang mencapai 95 persen. Sementara yang paling rendah adalah Gorontalo yakni 47 persen.
Angga mengatakan hasil survei menunjukkan alasan penerimaan terhadap PLTN didominasi oleh tiga alasan yakni harapan tidak ada pemadaman listrik, listrik murah, dan menciptakan lapangan kerja.
"Hal menarik lainnya adalah responden berjenis kelamin laki-laki lebih mendukung PLTN dibandingkan perempuan yakni 79,7 persen untuk laki-laki dan 75,3 persen untuk perempuan," kata Angga.
"Hasil survei selama beberapa tahun terakhir mengalami tren positif," ujar Kepala Batan, Djarot Wisnubroto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Jajak pendapat itu dilakukan Batan dan PT Pro Ultima sepanjang Oktober hingga Desember 2016, dengan responden sebanyak 4.000 responden dari 34 provinsi di Tanah Air.
Pada saat dimulainya survei yakni pada 2011, dukungan masyarakat terhadap pembangunan PLTN masih rendah yakni 49,5 persen. Kemudian mengalami peningkatan menjadi 52,9 persen pada 2012, selanjutnya naik menjadi 64,1 persen pada 2013, kemudian 72 persen pada 2014, lalu 75,3 persen pada 2015.
"Jika dilihat dari jumlah dukungan yang terus konsisten, dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah tidak mempermasalahkan lagi kehadiran PLTN," kata Djarot.
Dukungan yang rendah pada 2011, juga berkaitan dengan kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi di Jepang.
Djarot menegaskan bahwa dukungan masyarakat bukan satu-satunya faktor penentu dalam menetapkan pembangunan PLTN, namun penting untuk dilakukan sebagai bentuk pelibatan masyarakat.
"Dari hasil survei, bisa dilakukan perhitungan. Kalau tidak jadi "go nuclear" tidak masalah, karena tugas Batan melakukan sosialisasi mengenai nuklir".
Koordinator analis Hasil Riset PT Pro Ultima, Angga Yuni Mantara, mengatakan jumlah dukungan paling tinggi diraih Sulawesi Utara mencapai 98 persen, kemudian Jawa Barat, Jambi dan Aceh, yang mencapai 95 persen. Sementara yang paling rendah adalah Gorontalo yakni 47 persen.
Angga mengatakan hasil survei menunjukkan alasan penerimaan terhadap PLTN didominasi oleh tiga alasan yakni harapan tidak ada pemadaman listrik, listrik murah, dan menciptakan lapangan kerja.
"Hal menarik lainnya adalah responden berjenis kelamin laki-laki lebih mendukung PLTN dibandingkan perempuan yakni 79,7 persen untuk laki-laki dan 75,3 persen untuk perempuan," kata Angga.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Manfaatkan teknologi nuklir, Batan hasilkan 44 varietas tanaman unggul
02 December 2020 15:20 WIB, 2020
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017