Semarang, ANTARA JATENG - Mayoritas pedagang ikan segar di Pasar Rejomulyo Semarang tetap tidak mau mengambil undian lapak hingga proses pengundian lapak pasar baru selesai.

"Baru ada 16 pedagang ikan segar yang sudah ambil undian lapak," kata Kepala Seksi Penataan dan Pemetaan Dinas Perdagangan Kota Semarang Oktaviatmono di Semarang, Kamis.

Proses pengundian lapak di Pasar Rejomulyo baru sebagai tempat relokasi pedagang dari Pasar Rejomulyo lama digelar Dinas Perdagangan Kota Semarang mulai 18-19 Januari 2017.

Pasar Rejomulyo atau biasa disebut Pasar Kobong diisi berbagai pedagang beragam komoditas, seperti pedagang bumbu-bumbuan, ikan asin, kelapa, hingga pedagang ikan segar.

Dari semua pedagang yang berada di Pasar Rejomulyo, hanya pedagang ikan segar yang belum bersedia pindah karena kondisi pasar baru belum memungkinkan untuk dipakai berdagang.

"Kalau kemarin (18/1) ada 15 pedagang yang mengambil undian lapak, hari ini hanya satu pedagang. Jadi, hanya 16 pedagang yang mengambil dari 66 lapak teregistrasi," katanya.

Dengan tidak mengambil undian lapak, kata dia, sudah menjadi risiko dari pedagang yang bersangkutan karena tidak mendapatkan lapak untuk berdagang di Pasar Rejomulyo baru.

"Sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya, hari ini adalah batas akhir pengundian lapak. Kalau tidak mengambil, berarti bukan tanggung jawab dari Dinas Perdagangan," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan sesuai dengan jadwal kepindahan pedagang ke Pasar Rejomulyo baru akan dilakukan selambatnya 25 Januari 2017.

"Terkait dengan pedagang ikan basah, kami sudah mengirimkan surat kepada Pak Wali (Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi) untuk segera menindaklanjutinya," katanya.

Sementara itu, perwakilan pengurus Paguyuban Pedagang Ikan Basah dan Pindang (PPIBP) Pasar Rejomulyo, Mujiburrohman mengakui banyaknya pedagang ikan segar tak ambil undian lapak.

"Kami bukannya tidak mau pindah. Namun, harus ada pembenahan dulu. Kalau kami dipaksakan pindah dengan kondisi di pasar baru apa adanya seperti sekarang, lama-lama bisa mati," katanya.

Ia mencontohkan kondisi tempat bongkar muat di pasar lama yang bisa muat sampai 30 kendaraan, sementara kondisi di Pasar Rejomulyo baru lebih sempit, belum termasuk parkir kendaraan.

"Omzet para pedagang ikan ini sampai Rp2 miliar/malam. Kalau satu hari saja kami tidak bisa beraktivitas dengan kondisi tempat yang memadai, bayangkan kerugiannya," pungkasnya.