Ekonom: Pemberitaan Ekonomi Perlu Bangkitkan Optimisme
Kamis, 9 Februari 2017 15:40 WIB
Nugroho SBM. Foto: undip.ac.id
Semarang, ANTARA JATENG - Ekonom Universitas Diponegoro Semarang Dr. Nugroho SBM menyatakan pemberitaan ekonomi perlu membangkitkan optimisme warga dalam menatap masa depan.
"Jangan selalu mengangkat berita mengenai kondisi ekonomi dari sisi negatif," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Dia mengatakan seharusnya media massa lebih banyak memberitakan dari sisi positif, dengan begitu masyarakat lebih optimsitis terhadap kondisi masa depan.
"Kalaupun memang itu berita negatif, seharusnya tema yang diambil adalah bagaimana solusinya," katanya.
Menurut dia, pemberitaan berkontribusi dalam menentukan daya beli masyarakat. Dia mengatakan apalagi jika beritanya selalu mengarah ke perekonomian yang sedang lesu, akan membuat masyarakat mengerem transaksi yang akhirnya berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
"Pada dasarnya media sangat berperan besar terhadap perekonomian secara umum, termasuk berfungsi menjadi kontrol," katanya.
Sebagai contoh pada penyaluran bantuan dari pemerintah kepada masyarakat, dengan adanya kontrol dari media massa akan dapat meminimalisasi terjadinya penyelewengan.
"Selain menjadi kontrol, media ini juga sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan baik langsung oleh pemerintah maupun melalui Bank Indonesia," katanya.
Di sisi lain, pihaknya berharap agar pemerintah lebih proaktif dengan media massa, dengan begitu pemberitaan mengenai apapun terkait ekonomi tidak simpang siur.
"Apalagi sekarang sedang banyak berita 'hoax' yang tentunya meresahkan masyarakat. Jangan sampai berita menjadi 'hoax' hanya karena pemerintah dalam hal ini sebagai salah satu nara sumber penting tidak kooperatif terhadap wartawan," katanya.
"Jangan selalu mengangkat berita mengenai kondisi ekonomi dari sisi negatif," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Dia mengatakan seharusnya media massa lebih banyak memberitakan dari sisi positif, dengan begitu masyarakat lebih optimsitis terhadap kondisi masa depan.
"Kalaupun memang itu berita negatif, seharusnya tema yang diambil adalah bagaimana solusinya," katanya.
Menurut dia, pemberitaan berkontribusi dalam menentukan daya beli masyarakat. Dia mengatakan apalagi jika beritanya selalu mengarah ke perekonomian yang sedang lesu, akan membuat masyarakat mengerem transaksi yang akhirnya berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
"Pada dasarnya media sangat berperan besar terhadap perekonomian secara umum, termasuk berfungsi menjadi kontrol," katanya.
Sebagai contoh pada penyaluran bantuan dari pemerintah kepada masyarakat, dengan adanya kontrol dari media massa akan dapat meminimalisasi terjadinya penyelewengan.
"Selain menjadi kontrol, media ini juga sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan baik langsung oleh pemerintah maupun melalui Bank Indonesia," katanya.
Di sisi lain, pihaknya berharap agar pemerintah lebih proaktif dengan media massa, dengan begitu pemberitaan mengenai apapun terkait ekonomi tidak simpang siur.
"Apalagi sekarang sedang banyak berita 'hoax' yang tentunya meresahkan masyarakat. Jangan sampai berita menjadi 'hoax' hanya karena pemerintah dalam hal ini sebagai salah satu nara sumber penting tidak kooperatif terhadap wartawan," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kantor Berita ANTARA terima Kasad Awards 2023 untuk pemberitaan Pembangunan di Daerah 3T
11 July 2023 9:16 WIB, 2023
PWI Pusat: Pemberitaan peristiwa Desa Wadas harus akurat dan berimbang
13 February 2022 16:31 WIB, 2022
Kemenkumham Jateng raih penghargaan terbaik kategori pengelolaan kehumasan
23 November 2021 18:26 WIB, 2021
Bupati Banyumas minta pemberitaan positif terkait vaksinasi COVID-19
14 January 2021 11:15 WIB, 2021
Terpopuler - NASIONAL
Lihat Juga
Jateng Bangun Penggilingan Beras Modern Berkapasitas 135.000 ton beras/tahun
07 February 2017 19:24 WIB, 2017