Pengawal Fatma MUI Katakan Pemerintah Bukan Musuh Islam
Sabtu, 11 Februari 2017 13:18 WIB
Mesjid Istiqlal di Jakarta Pusat. (ANTARA News/Try Essra)
Jakarta, ANTARA JATENG - Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Bachtiar Nasir, mengatakan, pemerintah bukan musuh karena di dalam pemerintahan juga banyak muslim.
"Untuk itu, jangan mau umat Islam dibenturkan dengan pemerintah," kata Nasir, di pusat kegiatan Aksi 11 Februari (112), di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, pemerintah juga saudara umat Islam. Jika sampai berpecah-belah antara umat Islam dan pemerintah artinya pengadu domba berhasil.
Menurut dia, terdapat pihak-pihak yang tidak rela apabila sesama Islam bersaudara dan muslim bersatu dengan pemerintahnya. "Jangan bertumpah darah antarsaudara," kata dia.
Dia juga berpesan kepada umat Islam agar dapat menahan diri terhadap provokasi pihak tidak bertanggung jawab yang ingin memecah-belah persatuan.
"Janganlah umat Islam gampangan marah daripada untuk damai. Kalau disulut kemudian ngamuk-ngamuk maka akhlak kita dinilai jelek. Anda mau Indonesia (berpecah) seperti Suriah? Maka, kita harus bersatu dan ber-akhlakul karimah," kata dia.
Memiliki akhlakul karimah atau berakhlak yang baik, kata dia, harus dipraktikkan setiap muslim. Hal itu berlaku juga di media sosial yang saat ini terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan pesat dengan segala dampaknya.
"Siaplah untuk tidak berkata kotor di media sosial. Kalau diprovokasi jangan tersulut. Katakanlah: 'Kami umat Islam cinta damai'," kata dia.
"Untuk itu, jangan mau umat Islam dibenturkan dengan pemerintah," kata Nasir, di pusat kegiatan Aksi 11 Februari (112), di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, pemerintah juga saudara umat Islam. Jika sampai berpecah-belah antara umat Islam dan pemerintah artinya pengadu domba berhasil.
Menurut dia, terdapat pihak-pihak yang tidak rela apabila sesama Islam bersaudara dan muslim bersatu dengan pemerintahnya. "Jangan bertumpah darah antarsaudara," kata dia.
Dia juga berpesan kepada umat Islam agar dapat menahan diri terhadap provokasi pihak tidak bertanggung jawab yang ingin memecah-belah persatuan.
"Janganlah umat Islam gampangan marah daripada untuk damai. Kalau disulut kemudian ngamuk-ngamuk maka akhlak kita dinilai jelek. Anda mau Indonesia (berpecah) seperti Suriah? Maka, kita harus bersatu dan ber-akhlakul karimah," kata dia.
Memiliki akhlakul karimah atau berakhlak yang baik, kata dia, harus dipraktikkan setiap muslim. Hal itu berlaku juga di media sosial yang saat ini terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan pesat dengan segala dampaknya.
"Siaplah untuk tidak berkata kotor di media sosial. Kalau diprovokasi jangan tersulut. Katakanlah: 'Kami umat Islam cinta damai'," kata dia.
Pewarta : Anom Prihantoro
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Sedekah Sampah Memotivasi Masyarakat lebih Mencintai Lingkungan dan Beramal
12 February 2017 14:35 WIB, 2017
Emil: Subuh Waktu Optimal Sampikan Pesan, Karena Otak Manusia belum Termanipulasi Hal Negatif
12 February 2017 14:29 WIB, 2017
Ketinggian Air Bendung Katulampa Naik Namun Masih Siaga Tiga Banjir
12 February 2017 14:06 WIB, 2017
Istiqlal Tak Mampu Tampung, Lautan Massa 112 Meluap ke Lapangan Banteng
11 February 2017 12:30 WIB, 2017