Petani Nglanggeran Nikmati Panen Kelengkeng
Selasa, 28 Februari 2017 15:02 WIB
Petani Nglanggeran yang merupakan binaan PT Pertamina (Persero) mulai menikmati panen kelengkeng yang ditanam pada 2013.(Foto: ANTARAJATENG.COM/Humas Pertamina)
Semarang, ANTARA JATENG – Petani Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan binaan PT Pertamina (Persero) mulai menikmati panen kelengkeng yang ditanam pada 2013.
Pada panen perdana Sabtu (25/2), Manager Small Medium Enterprises Partnership Program (SMEPP) Operation PT Pertamina (Persero) Agus Mashud S. Angari menjelaskan bahwa jika dilihat karakteristiknya sebagai daerah marginal, Nglanggeran memiliki banyak potensi.
Awalnya lahan Desa Nglanggeran cenderung gersang dan jauh dari sumber air aktif, namun karena bantuan dari pemerintah daerah setempat serta sejumlah perusahaan termasuk Pertamina sejak 2011, Nglanggeran menjadi kawasan produktif.
Ada pembuatan embung, kelompok petani setempat yang aktif, pendampingan dari Yayasan Ombor Tani sejak 2013 untuk menciptakan pola cocok tanam dan manajemen pertanian lebih modern, menjadikan Nglanggeran menjadi penghasil Kelengkeng.
Tahun 2013, Pertamina memberikan bantuan 300 pohon kelengkeng, selain 2.800 bibit pohon Durian. Dari 300 pohon kelengkeng tersebut, 90 persen berbuah dengan hasil yang baik.
Agus menjelaskan, pemilihan Ngalenggeran sebagai Pertamina dikarenakan karakteristik daerahnya marginal namun kaya akan potensi. Selain Nglanggeran, Pertamina juga melakukan program Coprorate Social Responsibility (CSR) di 8 titik lain di antaranya Boyolali, Rembang, dan Karanganyar.
Ketua Kelompok Tani Kencono Mukti Sudiyono menjelaskan kelompoknya terdiri atas 85 petani yang saat ini sudah memiliki kemampuan bercocok tanam lebih modern seperti pemberian nutrisi ke tanaman, sehingga kualitas buah tidak kalah dengan yang ada di pasar modern.
Sudiyono menambahkan bahwa program yang diusung Pertamina tersebut memberikan dampak luas bagi Nglanggeran, karena selain dijadikan lokasi perkebunan, desanya yang memiliki embung juga menjadi salah satu objek wisata unggulan di daerah Gunung Kidul.
Sudiyono mengatakan warga sekitar dapat membangun warung dan mendapatkan pendapatan dari tiket masuk ke dalam kawasan.
Sebagai bagian upaya dari pemerataan program, Pertamina akan menerapkan budidaya serupa di wilayah luar Jawa, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan buah lokal agar tidak selamanya didominasi buah impor serta dapat mengoptimalkan kawasan-kawasan di Indonesia yang kaya akan potensi. (adv)
Pada panen perdana Sabtu (25/2), Manager Small Medium Enterprises Partnership Program (SMEPP) Operation PT Pertamina (Persero) Agus Mashud S. Angari menjelaskan bahwa jika dilihat karakteristiknya sebagai daerah marginal, Nglanggeran memiliki banyak potensi.
Awalnya lahan Desa Nglanggeran cenderung gersang dan jauh dari sumber air aktif, namun karena bantuan dari pemerintah daerah setempat serta sejumlah perusahaan termasuk Pertamina sejak 2011, Nglanggeran menjadi kawasan produktif.
Ada pembuatan embung, kelompok petani setempat yang aktif, pendampingan dari Yayasan Ombor Tani sejak 2013 untuk menciptakan pola cocok tanam dan manajemen pertanian lebih modern, menjadikan Nglanggeran menjadi penghasil Kelengkeng.
Tahun 2013, Pertamina memberikan bantuan 300 pohon kelengkeng, selain 2.800 bibit pohon Durian. Dari 300 pohon kelengkeng tersebut, 90 persen berbuah dengan hasil yang baik.
Agus menjelaskan, pemilihan Ngalenggeran sebagai Pertamina dikarenakan karakteristik daerahnya marginal namun kaya akan potensi. Selain Nglanggeran, Pertamina juga melakukan program Coprorate Social Responsibility (CSR) di 8 titik lain di antaranya Boyolali, Rembang, dan Karanganyar.
Ketua Kelompok Tani Kencono Mukti Sudiyono menjelaskan kelompoknya terdiri atas 85 petani yang saat ini sudah memiliki kemampuan bercocok tanam lebih modern seperti pemberian nutrisi ke tanaman, sehingga kualitas buah tidak kalah dengan yang ada di pasar modern.
Sudiyono menambahkan bahwa program yang diusung Pertamina tersebut memberikan dampak luas bagi Nglanggeran, karena selain dijadikan lokasi perkebunan, desanya yang memiliki embung juga menjadi salah satu objek wisata unggulan di daerah Gunung Kidul.
Sudiyono mengatakan warga sekitar dapat membangun warung dan mendapatkan pendapatan dari tiket masuk ke dalam kawasan.
Sebagai bagian upaya dari pemerataan program, Pertamina akan menerapkan budidaya serupa di wilayah luar Jawa, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan buah lokal agar tidak selamanya didominasi buah impor serta dapat mengoptimalkan kawasan-kawasan di Indonesia yang kaya akan potensi. (adv)
Pewarta : Pertamina
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJAMSOSTEK genjot kepesertaan 40 persen dengan optimalisasi ekosistem desa
10 October 2024 14:06 WIB