Jerman Anggap Erdogan Sudah Keterlaluan
Senin, 20 Maret 2017 10:22 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Umit Bektas)
Jakarta, ANTARA JATENG - Jerman marah kepada Presiden Turki Recep
Tayyip Erdogan yang disebut mereka sudah kelewatan karena menuduh
Kanselir Angela Merkel telah menggunakan cara-cara Nazi dalam krisis
diplomatik yang pecah di antara kedua negara.
Turki dan Uni Eropa terlibat krisis parah yang mengancam potensi Turki bergabung dengan blok ini. Ketegangan muncul menjelang referendum 16 April di Turki menyangkut perluasan kekuasaan Erdogan.
Krisis terjadi setelah pihak berwenang Jerman dan beberapa negara Uni Eropa menolak mengizinkan masuk para menteri Turki untuk mengampanyekan "ya" (bagi perluasaan kekuasaan Erdogan) di tanah asalnya. Sikap Uni Eropa ini mengundang Erdogan berkomentar tajam bahwa semangat Nazi Jerman telah melanda Eropa.
"Ketika kita menyebut mereka Nazi, mereka (Eropa) menjadi tidak nyaman. Mereka bersatu dalam solidaritas. Khususnya Merkel," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Anda kini menerapkan cara-cara Nazi," kata Erdogan merujuk Merkel. "Kepada siapa? Kepada saudara-saudara saya warga negara keturunan Turki di Jerman."
Jerman terperangah oleh kalimat Erdogan itu di mana Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menyebut pernyataan Erdogan itu mengejutkan.
"Kami toleran tapi kami tidak bodoh," kata dia kepada surat kabar Passauer Neue Presse. "Itulah mengapa saya membiarkan sejawat saya dari Turki itu untuk mengetahui pasti bahwa ada batas yang tidak boleh dilewati di sini."
Julia Kloeckner, wakil ketua Partai CDU pimpinan Merkel, juga marah.
"Apakah Erdogan sudah kehilangan akal?" kata dia sembari mendesak Uni Eropa membekukan bantuan keuangan miliaran euro kepada Turki, seperti dikutip AFP.
Turki dan Uni Eropa terlibat krisis parah yang mengancam potensi Turki bergabung dengan blok ini. Ketegangan muncul menjelang referendum 16 April di Turki menyangkut perluasan kekuasaan Erdogan.
Krisis terjadi setelah pihak berwenang Jerman dan beberapa negara Uni Eropa menolak mengizinkan masuk para menteri Turki untuk mengampanyekan "ya" (bagi perluasaan kekuasaan Erdogan) di tanah asalnya. Sikap Uni Eropa ini mengundang Erdogan berkomentar tajam bahwa semangat Nazi Jerman telah melanda Eropa.
"Ketika kita menyebut mereka Nazi, mereka (Eropa) menjadi tidak nyaman. Mereka bersatu dalam solidaritas. Khususnya Merkel," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Anda kini menerapkan cara-cara Nazi," kata Erdogan merujuk Merkel. "Kepada siapa? Kepada saudara-saudara saya warga negara keturunan Turki di Jerman."
Jerman terperangah oleh kalimat Erdogan itu di mana Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menyebut pernyataan Erdogan itu mengejutkan.
"Kami toleran tapi kami tidak bodoh," kata dia kepada surat kabar Passauer Neue Presse. "Itulah mengapa saya membiarkan sejawat saya dari Turki itu untuk mengetahui pasti bahwa ada batas yang tidak boleh dilewati di sini."
Julia Kloeckner, wakil ketua Partai CDU pimpinan Merkel, juga marah.
"Apakah Erdogan sudah kehilangan akal?" kata dia sembari mendesak Uni Eropa membekukan bantuan keuangan miliaran euro kepada Turki, seperti dikutip AFP.
Pewarta : Antaranews.com
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN Icon Plus perkuat keandalan konektivitas pada Raker Presiden dan Retreat Kabinet Merah Putih
31 October 2024 13:00 WIB