Mourinho Tak Bisa Kembalikan Kejayaan MU Raih 13 Juara Liga Inggris di Era Alex Ferguson
Selasa, 21 Maret 2017 9:36 WIB
Pelatih Manchester United Jose Mourinho. (UEFA.com)
Jakarta, ANTARA JATENG - Jose Mourinho mengaku tidak yakin bisa mengembalikan kejayaan Manchester United pada era kepelatihan Sir Alex Ferguson di mana klub liga Inggris ini sukses 13 kali juara Liga Utama
Inggris selama 21 tahun diasuh Sir Alex.
Mourinho bahkan menilai pada era ini tidak ada satu pun tim Inggris yang terus-terusan mendominasi liga.
"Di Inggris, klub-klub secara ekonomi begitu kuat sehingga pasar membuka diri kepada semuanya. Ambil contoh Bayern (Muenchen) di Jerman. Anda tahu bagaimana mereka bida juara liga setiap tahun? Musim panas
sebelumnya, mereka beli pemain terbaik Borussia Dortmund. (Mario) Gotze, lalu (Robert) Lewandowski tahun berikutnya, kemudian (Mats) Hummels tahun lalu.
"Saya sendiri, tiba di sebuah klub yang punya sejarah besar dan prestisius, tetapi tidak bisa lagi melakukan bekerja dengan pola yang sama."
"Tidak ada satu pun klub di Inggris, entah itu Manchester United, Liverpool, Manchester City, yang bisa terus-terusan dominan. Kekuatan telah terbagi rata. Segalanya menjadi lebih sulit:
beli, menang, bangun."
Mourinho menyatakan keberhasilannya sebagai manajer Manchester United akan tergantung kepada kemampuannya beradaptasi dengan situasi-situasi baru.
"Anda harus beradaptasi dengan realitas klub ini, kebutuhannya, tuntutannya. Itu yang disebut cerdas. Prioritasnya adalah membangun hubungan yang damai dan saling menyukai dalam skuad, demi menciptakan stabilitas," kata Mou.
"Manchester United kini tidak memiliki pribadi-pribadi seperti (Ryan) Giggs, (Paul) Scholes atau Roy Keane. Masih ada (Wayne) Rooney dan (Michael) Carrick,wajah-wajah terakhir dari generasi itu, dan generasi baru pemain yang
harus beradaptasi."
"Itulah alasannya adalah penting bagi saya membawa masuk Zlatan (Ibrahimovic). Di tim ini, dia mempunyai --kendati tanpa Bahasa Inggris dan tanpa tahu budaya klub ini-- kepribadian dan profil yang lebih dari sekadar pemain," kata dia dalam laman ESPN.
Inggris selama 21 tahun diasuh Sir Alex.
Mourinho bahkan menilai pada era ini tidak ada satu pun tim Inggris yang terus-terusan mendominasi liga.
"Di Inggris, klub-klub secara ekonomi begitu kuat sehingga pasar membuka diri kepada semuanya. Ambil contoh Bayern (Muenchen) di Jerman. Anda tahu bagaimana mereka bida juara liga setiap tahun? Musim panas
sebelumnya, mereka beli pemain terbaik Borussia Dortmund. (Mario) Gotze, lalu (Robert) Lewandowski tahun berikutnya, kemudian (Mats) Hummels tahun lalu.
"Saya sendiri, tiba di sebuah klub yang punya sejarah besar dan prestisius, tetapi tidak bisa lagi melakukan bekerja dengan pola yang sama."
"Tidak ada satu pun klub di Inggris, entah itu Manchester United, Liverpool, Manchester City, yang bisa terus-terusan dominan. Kekuatan telah terbagi rata. Segalanya menjadi lebih sulit:
beli, menang, bangun."
Mourinho menyatakan keberhasilannya sebagai manajer Manchester United akan tergantung kepada kemampuannya beradaptasi dengan situasi-situasi baru.
"Anda harus beradaptasi dengan realitas klub ini, kebutuhannya, tuntutannya. Itu yang disebut cerdas. Prioritasnya adalah membangun hubungan yang damai dan saling menyukai dalam skuad, demi menciptakan stabilitas," kata Mou.
"Manchester United kini tidak memiliki pribadi-pribadi seperti (Ryan) Giggs, (Paul) Scholes atau Roy Keane. Masih ada (Wayne) Rooney dan (Michael) Carrick,wajah-wajah terakhir dari generasi itu, dan generasi baru pemain yang
harus beradaptasi."
"Itulah alasannya adalah penting bagi saya membawa masuk Zlatan (Ibrahimovic). Di tim ini, dia mempunyai --kendati tanpa Bahasa Inggris dan tanpa tahu budaya klub ini-- kepribadian dan profil yang lebih dari sekadar pemain," kata dia dalam laman ESPN.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Gullit Angkat Bicara Soal Manchester United, Sir Alex, Mourinho dan Ibrahimovic
23 January 2017 16:20 WIB, 2017
Manchester United masih Bisa Juara Tapi City Favoritnya, Kata Sir Alex
28 October 2016 6:42 WIB, 2016