Pelaku Pengeboman St Petersburg Diduga Berasal dari Asia Tengah
Selasa, 4 April 2017 7:46 WIB
Petugas bantuan bencana terlihat sibuk dekat sebuah stasiun kereta api bawah tanah di St Petersburg, Rusia, menyusul ledakan di stasiuh ini yang diperkirakan menewaskan paling sedikit 10 orang (TASS)
Moskow, ANTARA JATENG - Ledakan mematikan di stasiun kota St Petersburg,
Rusia, pada Senin waktu setempat disebabkan oleh seorang pelaku bom
bunuh diri, kata pejabat hukum setempat kepada kantor berita Interfax.
Informasi awal menunjukkan bahwa pihak keamanan telah mengetahui identitas pelaku bom bunuh yang merupakan orang berusia 23 tahun dari negara kawasan Asia tengah. Pelaku dikabarkan membawa alat peledak ke lokasi kejadian dengan tas ransel.
Mengutip sumber yang sama, Interfax mengabarkan bahwa sang terduga pelaku punya hubungan dekat dengan kelompok ekstremis Islam yang sudah dilarang beraktivitas di Rusia.
Sumber itu mengatakan bahwa potongan mayat yang ditemukan di lokasi mengindikasikan adanya serangan bunuh diri. Namun demikian, pihak keamanan masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut.
Bom di stasiun kota tersebut hingga kini telah menewaskan 11 orang dan melukai 40an orang lainnya, demikian Interfax memberitakan, seperti dikutip Reuters.
Seorang pria yang tertangkap kamera pengintaian dan dicurigai terlibat dalam serangan, kini sudah menyerahkan diri secara sukarela kepada polisi dan mengaku tidak tahu apapun mengenai kejadian pada Senin tersebut, tulis Interfax.
Sementara itu secara terpisah, sejumlah kantor berita Rusia melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah bertemu dengan badan-badan keamanan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai serangan di St Petersburg. Dia juga sempat menaruh karangan bunga di stasiun tempat terjadinya ledakan.
Informasi awal menunjukkan bahwa pihak keamanan telah mengetahui identitas pelaku bom bunuh yang merupakan orang berusia 23 tahun dari negara kawasan Asia tengah. Pelaku dikabarkan membawa alat peledak ke lokasi kejadian dengan tas ransel.
Mengutip sumber yang sama, Interfax mengabarkan bahwa sang terduga pelaku punya hubungan dekat dengan kelompok ekstremis Islam yang sudah dilarang beraktivitas di Rusia.
Sumber itu mengatakan bahwa potongan mayat yang ditemukan di lokasi mengindikasikan adanya serangan bunuh diri. Namun demikian, pihak keamanan masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut.
Bom di stasiun kota tersebut hingga kini telah menewaskan 11 orang dan melukai 40an orang lainnya, demikian Interfax memberitakan, seperti dikutip Reuters.
Seorang pria yang tertangkap kamera pengintaian dan dicurigai terlibat dalam serangan, kini sudah menyerahkan diri secara sukarela kepada polisi dan mengaku tidak tahu apapun mengenai kejadian pada Senin tersebut, tulis Interfax.
Sementara itu secara terpisah, sejumlah kantor berita Rusia melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah bertemu dengan badan-badan keamanan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai serangan di St Petersburg. Dia juga sempat menaruh karangan bunga di stasiun tempat terjadinya ledakan.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemenkeu sosialisasikan Green Sukuk ritel seri ST-007, kupon 6,15 %
25 November 2022 22:18 WIB, 2022