New York, ANTARA JATENG - Sekitar 11 juta orang membutuhkan bantuan pangan segera di Somalia, Kenya dan Ethiopia yang sedang dilanda kekeringan menurut perwakilan regional Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa (11/4).

"Di Tanduk Afrika, terjadi kemarau parah yang mempengaruhi tiga negara, utamanya Somalia, Kenya dan Ethiopia dan di ketiga negara ini, kami menyaksikan 11 juta orang membutuhkan bantuan mendesak," kata Direktur Regional WFP untuk Afrika Tengah dan Timur Valerie Guarnieri kepada wartawan di Rumah UNICEF, di seberang jalan Markas PBB di New York, Amerika Serikat.

Ia menambahkan kelaparan juga mempengaruhi 100.000 orang, termasuk 20.000 anak, di dua daerah yang dilanda konflik di Sudan Selatan.

"Sudan Selatan tidak secara langsung terdampak kekeringan kecuali sedikit wilayahnya, tapi ada krisis besar di Sudan Selatan, yang sudah berlangsung selama beberapa waktu sejak perang sipil meletus pada Desember 2013," kata Guarnieri.

Leila Pakkala, Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Selatan dan Timur, mengatakan bahwa di Somalia data awal menunjukkan peningkatan jumlah anak kecil yang terserang kolera atau diare akut.

"Kombinasi mematikan kolera dan penyakit lain semacam itu dengan malnutrisi akut" menewaskan sangat banyak anak saat kelaparan 2011, tambah dia.

"Kami tahu anak-anak tidak meninggal cuma akibat kekurangan pangan," kata dia. "Mereka meninggal karena mereka minum air tercemar. Mereka melewatkan vaksinasi. Mereka tak memiliki akses ke pelayanan kesehatan dan mereka jauh lebih rentan terhadap penyakit seperti campak, malaria, diare dan seperti yang kita lihat, kolera."

Situasi di Somalia, ia menjelaskan, bertambah parah dengan perpindahan besar keluarga-keluarga, demikian pula di Ethiopia.

Banyak warga yang berpindah dari kawasan itu.

Lebih dari 440.000 orang telah kehilangan tempat tinggal di Somalia sejak November 2016, selain 1,1 juta orang sudah meninggalkan kediaman mereka menurut UNICEF.

Di Ethiopia, tak kurang dari 350.000 orang saat ini berada di lokasi penampungan sementara akibat kekeringan, dan di Sudan Selatan penduduk yang mengungsi secara keseluruhan 1,9 juta jumlahnya, dengan 1,6 juta orang lain mengungsi ke negara tetangga Sudan Selatan, 50 persen di antara mereka adalah perempuan dan anak-anak menurut badan PBB tersebut.

Pakkala mengatakan dalam situasi pengungsian, anak-anak menghadapi masalah lain selain keperluan akan makanan dan air.

"Anak-anak menghadapi risiko dan rentan mengalami eksploitasi serta pelecehan dan perpisahan dari anggota keluarga mereka," katanya sebagaimana dikutip Xinhua.

"Kami telah melihat tanda peningkatan kekerasan yang berlandaskan gender di Somalia dan Sudan Selatan dan kami sekarang fokus untuk memastikan saat masyarakat berpindah, anak-anak mereka tidak terpisah, terutama saat mereka menyeberangi perbatasan."

UNICEF dan WFP telah mengajukan permintaan dana untuk membantu korban di wilayah tersebut.

Berkenaan dengan hal itu, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Selasa bahwa dari 4,4 miliar dolar AS yang tahun ini dibutuhkan organisasi-organisasi bantuan PBB untuk korban kelaparan dan konflik di daerah prioritas Nigeria Timur Laut, Somalia, Sudan Selatan dan Yaman, baru 21 persen atau 984 juta dolar AS yang disediakan oleh donor.