Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai Mengutuk Penggunaan "Ibu Segala Bom"
Jumat, 14 April 2017 15:47 WIB
BU-43 atau MOAB (mother of all bomb, induk dari segala bom). (us air force)
Kabul, ANTARA JATENG - Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk
penggunaan bom GBU-43 yang dijuluki "ibu dari segala bom" karena
ukurannya yang merupakan bom non nuklir terbesar di dunia, di tanah
Afghan.
"Ini bukan perang melawan teror, namun merupakan penyalahgunaan yang tidak manusiawi dan paling brutal negara kami sebagai tempat uji coba senjata baru dan berbahaya," kata dia dalam Twitter.
Di sebuah desa yang dilihat dari jarak 5 km, daerah pegunungan di mana bom itu dijatuhkan, rumah-rumah dan toko-toko terlihat tidak terpengaruh oleh bom itu.
Warga desa mengaku melihat para militan naik turun gunung setiap hari dan biasa mengunjungi desa mereka.
"Mereka itu orang Arab, Pakistan, China dan pemberontak lokal yang datang untuk belanja di pasar," kata warga bernama Raz Mohammad.
Jumat ini desa itu dibanjiri tentara Afghan dan internasional, selain lalu lalang helikopter dan pesawat.
Serangan itu adalah bagian dari operasi militer bersama tentara Afghanistan-internasional, umum kantor Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. ""Tentara Afghan dan asing berkoordinasi erat dalam operasi ini dan ekstra hati-hati guna menghindari jatuhnya korban sipil," kata dia.
Para pejabat AS mengatakan bom itu sudah digelarkan di Afghanistan sejak masa pemerintahan mantan presiden Barack Obama.
AS mengintensifkan operasi melawan ISIS dan Taliban di Afghanistan di mana Angkatan Udara AS menggelarkan hampir 500 senjata dalam tiga bulan pertama tahun ini, naik dari 300 pada periode sama 2016, demikian Reuters.
"Ini bukan perang melawan teror, namun merupakan penyalahgunaan yang tidak manusiawi dan paling brutal negara kami sebagai tempat uji coba senjata baru dan berbahaya," kata dia dalam Twitter.
Di sebuah desa yang dilihat dari jarak 5 km, daerah pegunungan di mana bom itu dijatuhkan, rumah-rumah dan toko-toko terlihat tidak terpengaruh oleh bom itu.
Warga desa mengaku melihat para militan naik turun gunung setiap hari dan biasa mengunjungi desa mereka.
"Mereka itu orang Arab, Pakistan, China dan pemberontak lokal yang datang untuk belanja di pasar," kata warga bernama Raz Mohammad.
Jumat ini desa itu dibanjiri tentara Afghan dan internasional, selain lalu lalang helikopter dan pesawat.
Serangan itu adalah bagian dari operasi militer bersama tentara Afghanistan-internasional, umum kantor Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. ""Tentara Afghan dan asing berkoordinasi erat dalam operasi ini dan ekstra hati-hati guna menghindari jatuhnya korban sipil," kata dia.
Para pejabat AS mengatakan bom itu sudah digelarkan di Afghanistan sejak masa pemerintahan mantan presiden Barack Obama.
AS mengintensifkan operasi melawan ISIS dan Taliban di Afghanistan di mana Angkatan Udara AS menggelarkan hampir 500 senjata dalam tiga bulan pertama tahun ini, naik dari 300 pada periode sama 2016, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN Icon Plus perkuat keandalan konektivitas pada Raker Presiden dan Retreat Kabinet Merah Putih
31 October 2024 13:00 WIB