Juba, ANTARA JATENG - Sedikitnya 172 orang telah meninggal akibat kolera di seluruh 14 kabupaten di Sudan Selatan sejak wabah tersebut dilaporkan meletus pada Juni tahun lalu, kata PBB pada Kamis (20/4).

Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan hingga 14 April, 6.222 kasus kolera telah dilaporkan sejak kasus awal dicatat pada 18 Juni 2016.

"Kasus baru telah terus dilaporkan di lokasi baru di seluruh negeri itu selama musim kering," kata OCHA dalam laporan terkininya yang disiarkan di Ibu Kota Sudan Selatan, Juba.

Menurut PBB, sebagaimana diberitakan Xinhua, ada keprihatinan bahwa wabah tersebut akan meningkat dan menyebar selama musim penghujan mendatang akibat konflik, pengungsian dan akses yang tak memadai ke kebersihan dan air bersih.

Kolera adalah penyakit pencernaan, yang biasanya disebarkan oleh makanan dan air yang tercemar, dan bisa mengakibatkan diare parah yang dalam kasus parah dapat mengakibatkan dehidrasi fatal serta gagal ginjal dalam waktu beberapa jam.

PBB menyatakan upaya penanggulangan sedang dilakukan Dinas Kesehatan, Kebersihan dan Tata Air Jonglei (WASH), sementara beberapa tim menanggapi kasus baru dan dugaan kolera di Duk, Ayod dan Fangak di Jonglei, di tengah wabah yang berlangsung lama sejak Sudan Selatan menjadi negara mereka pada Juli 2011.

Para ahli kesehatan mengatakan beberapa kasus kolera di seluruh negeri tersebut tetap tak dikonfirmasi akibat kekurangan perlengkapan laboratorium yang diperlukan untuk memperoleh diagnosis, yang ditangani oleh organisasi kemanusiaan.

(C003)