Pemimpin Pemberontak Abu Sayyaf Tewas
Minggu, 23 April 2017 7:57 WIB
Ilustrasi-- Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara dalam kunjungannya di kota Tarlac, Filipina, Minggu (11/12/2016). (REUTERS/Czar Dancel )
Manila, ANTARA JATENG - Pemimpin kelompok Abu Sayyaf tewas dalam
bakutembak dengan pasukan Filipina di pulau Bohol, tempat tentara
memburu gerilyawan, yang berencana menculik wisatawan, kata tentara dan
pejabat pada Sabtu.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan bahwa "satu unsur tanpa hukum" terbunuh dalam bentrokan tapi ia tidak dapat memberikan nama pria itu.
Gubernur Bohol Edgar Chatto menyebutnya pemimpin Abu Sayyaf bernama Joselito Melloria, yang termasuk di antara petempur terlibat dalam komplotan penculikan di pulau itu.
Tentara menyatakan gerakan berlanjut di Bohol, tempat tentara pada pekan lalu menewaskan enam gerilyawan Abu Sayyaf dalam bentrokan, termasuk pemimpin mereka, yang terlibat langsung dalam penculikan dan pembunuhan warga negara Kanada dan Jerman.
Abu Sayyaf, yang memiliki akar dalam pemberontakan, menghasilkan uang dari tebusan dan perompakan serta menanamkannya ke dalam persenjataan modern dan kapal.
Kapal Indonesia, Malaysia dan Vietnam di daerah itu sering menjadi sasaran dan awaknya mereka culik, demikian Reuters.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan bahwa "satu unsur tanpa hukum" terbunuh dalam bentrokan tapi ia tidak dapat memberikan nama pria itu.
Gubernur Bohol Edgar Chatto menyebutnya pemimpin Abu Sayyaf bernama Joselito Melloria, yang termasuk di antara petempur terlibat dalam komplotan penculikan di pulau itu.
Tentara menyatakan gerakan berlanjut di Bohol, tempat tentara pada pekan lalu menewaskan enam gerilyawan Abu Sayyaf dalam bentrokan, termasuk pemimpin mereka, yang terlibat langsung dalam penculikan dan pembunuhan warga negara Kanada dan Jerman.
Abu Sayyaf, yang memiliki akar dalam pemberontakan, menghasilkan uang dari tebusan dan perompakan serta menanamkannya ke dalam persenjataan modern dan kapal.
Kapal Indonesia, Malaysia dan Vietnam di daerah itu sering menjadi sasaran dan awaknya mereka culik, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024