Menkominfo: Ransomware WannaCry serang Samsat dan perusahaan
Selasa, 16 Mei 2017 11:42 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan keterangan soal ransomware WannaCry di Jakarta Minggu (Kemenkominfo)
Jakarta, ANTARA JATENG - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara
mengatakan virus Ransomware jenis WannaCry telah menyerang Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) dan perusahaan.
"Selain rumah sakit Dharmais di Jakarta, kemarin kita temukan ada Samsat dan perusahaan di luar Jawa yang juga terkena Ransomware," ujar dia di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Namun, menurut Menkominfo, serangan virus terhadap Samsat dan perusahaan tersebut tidak sampai melumpuhkan seluruh data penting yang mereka miliki.
"Kasusnya tidak berdampak besar, hanya menyerang sekitar 10 komputer. Ini terjadi mungkin karena lupa matikan komputer atau mereka masih pakai sistem operasi lama," jelas dia kemudian.
Virus Ransomeware jenis WannaCry saat ini menyerang sistem server dan perangkat lunak Windows 8 ke bawah atau versi 2008 ke bawah.
"Virus ini memang tidak merusak data, tapi mengenkripsi data sehingga tidak dapat dibaca," kata Rudiantara.
Hingga saat ini belum ada antivirus yang dapat mengembalikan file data dengan sandi tersebut.
Dengan menguatnya ancaman malware ini, Menkominfo menjelaskan masyarakat sebaiknya menyalin data-data penting mereka, dan memindahkannya dari komputer.
"Selain rumah sakit Dharmais di Jakarta, kemarin kita temukan ada Samsat dan perusahaan di luar Jawa yang juga terkena Ransomware," ujar dia di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Namun, menurut Menkominfo, serangan virus terhadap Samsat dan perusahaan tersebut tidak sampai melumpuhkan seluruh data penting yang mereka miliki.
"Kasusnya tidak berdampak besar, hanya menyerang sekitar 10 komputer. Ini terjadi mungkin karena lupa matikan komputer atau mereka masih pakai sistem operasi lama," jelas dia kemudian.
Virus Ransomeware jenis WannaCry saat ini menyerang sistem server dan perangkat lunak Windows 8 ke bawah atau versi 2008 ke bawah.
"Virus ini memang tidak merusak data, tapi mengenkripsi data sehingga tidak dapat dibaca," kata Rudiantara.
Hingga saat ini belum ada antivirus yang dapat mengembalikan file data dengan sandi tersebut.
Dengan menguatnya ancaman malware ini, Menkominfo menjelaskan masyarakat sebaiknya menyalin data-data penting mereka, dan memindahkannya dari komputer.
Pewarta : Agita Tarigan
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pakar keamanan siber perkirakan ransomware conti curi data BI 3,8 terabita
03 February 2022 16:01 WIB, 2022