Dukung Stabilisasi Pangan, Koperasi di Banyumas Bermitra dengan Bulog
Rabu, 17 Mei 2017 12:00 WIB
Salah seorang warga sedang membeli kebutuhan pokok yang dijual murah oleh Bulog melalui Rumah Pangan Kita di kompleks Pasar Larangan, Banyumas, Rabu (17/5), dalam rangkaian kegiatan Gerakan Stabilisasi Harga. (Foto: ANTARAJATENG.COM/Sumarwoto)
Banyumas, ANTARA JATENG - Koperasi Pasar Manis Sejahtera (Kopamas) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendukung Gerakan Stabilisasi Pangan yang dilaksanakan oleh Perum Bulog, kata Ketua Kopamas Edo Damaraji.
"Kami kebetulan digandeng oleh Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas untuk ikut terlibat dalam kegiatan Gerakan Stabilisasi Pangan melalui Rumah Pangan Kita (RPK)," katanya di gerai RPK Kopamas, kompleks Pasar Larangan, Desa Kembaran, Kecamatan Kembaran, Banyumas, Rabu.
Menurut dia, Gerakan Stabilisasi Pangan dapat meringankan beban masyarakat karena harga produk yang dijual lebih murah dari harga pasaran.
Ia mengatakan pihaknya telah bermitra dengan Bulog Banyumas untuk membina 49 RPK maupun pedagang pasar dan warung.
"Kami bisa mendapatkan komoditas atau kebutuhan pokok dari Bulog untuk didistribusikan ke warung-warung dengan harga jauh di bawah harga tempat grosir," katanya.
Dengan demikian, kata dia, RPK selaku mitra Bulog maupun warung dan pedagang pasar yang mendapat pasokan komoditas tersebut dapat menjualnya dengan harga murah atau maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan.
Selain itu, lanjut dia, pembayaran ke Bulog dapat dilakukan dengan tempo waktu tertentu serta mudah dan murah.
"Oleh karena itu, kami dari Kopamas juga bisa memberi pinjaman kepada anggota bukan dalam bentuk uang seperti yang dilakukan koperasi lainnya, melainkan komoditas dengan nilai tertentu untuk dijual kembali," katanya.
Lebih lanjut, Edo mengharapkan Kopamas ke depan bisa membina 1.000 warung atau RPK yang bermitra dengan Bulog sehingga nantinya masyarakat tidak perlu belanja ke toko modern yang harganya mahal.
"Cukup belanja ke warung sebelah, harganya murah, kualitasnya tidak kalah dengan produk yang dijual di toko-toko modern. Itu akan membangkitkan ekonomi mikro sehingga warung-warung kecil di kampung bisa bangkit dan warga bisa mendapatkan barang murah," katanya.
Ia mencontohkan beberapa komoditas yang dijual murah di RPK seperti minyak goreng kemasan hanya Rp11.000 per liter, gula pasir sebesar Rp12.000 per kilogram, bawang merah Rp28.000/kg, dan tepung ketan "Rose Brand" hanya Rp7.000 per 500 gram.
"Kalau di pasaran, harga minyak goreng memang Rp11.000 tapi curah, bukan kemasan. Sementara kalau gula pasir, harga di pasaran Rp13.000/kg, kami menjualnya Rp12.000/kg meskipun HET-nya Rp12.000/kg," katanya.
Terkait berdirinya Kopamas, dia mengatakan koperasi tersebut berdiri sekitar tahun 2016 atau pascaperesmian Pasar Manis Tahap I oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 Mei 2016.
"Saat itu, Presiden Joko Widodo bertanya kepada kami, apakah sudah membentuk koperasi. Oleh karena belum punya koperasi, Presiden meminta kami untuk segera membentuknya," kata Edo.
Sementara itu, salah seorang warga, Wahyu mengaku terbantu dengan adanya Gerakan Stabilisasi Pangan karena saat sekarang harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat cenderung naik.
"Harganya murah-murah. Saya berharap kegiatan ini terus digelar sehingga warga bisa terbantu," katanya.
Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono mengatakan Gerakan Stabilitasi Pangan ini akan diluncurkan secara nasional pada tanggal 17 Mei 2017 dan dilaksanakan hingga menjelang Lebaran.
Sesuai dengan namanya, kata dia, kegiatan tersebut ditujukan untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan agar terjangkau masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pangan menjelang bulan Ramadan hingga Lebaran.
"Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara penjualan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat melalui operasi pasar, Rumah Pangan Kita (RPK), membuka gerai di depan kantor Bulog Banyumas maupun gudang-gudang Bulog yang dekat dengan keramaian, serta berkeliling dengan mobil," katanya didampingi Kepala Seksi Komersial Bulog Banyumas M. Priyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (15/5).
"Kami kebetulan digandeng oleh Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas untuk ikut terlibat dalam kegiatan Gerakan Stabilisasi Pangan melalui Rumah Pangan Kita (RPK)," katanya di gerai RPK Kopamas, kompleks Pasar Larangan, Desa Kembaran, Kecamatan Kembaran, Banyumas, Rabu.
Menurut dia, Gerakan Stabilisasi Pangan dapat meringankan beban masyarakat karena harga produk yang dijual lebih murah dari harga pasaran.
Ia mengatakan pihaknya telah bermitra dengan Bulog Banyumas untuk membina 49 RPK maupun pedagang pasar dan warung.
"Kami bisa mendapatkan komoditas atau kebutuhan pokok dari Bulog untuk didistribusikan ke warung-warung dengan harga jauh di bawah harga tempat grosir," katanya.
Dengan demikian, kata dia, RPK selaku mitra Bulog maupun warung dan pedagang pasar yang mendapat pasokan komoditas tersebut dapat menjualnya dengan harga murah atau maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan.
Selain itu, lanjut dia, pembayaran ke Bulog dapat dilakukan dengan tempo waktu tertentu serta mudah dan murah.
"Oleh karena itu, kami dari Kopamas juga bisa memberi pinjaman kepada anggota bukan dalam bentuk uang seperti yang dilakukan koperasi lainnya, melainkan komoditas dengan nilai tertentu untuk dijual kembali," katanya.
Lebih lanjut, Edo mengharapkan Kopamas ke depan bisa membina 1.000 warung atau RPK yang bermitra dengan Bulog sehingga nantinya masyarakat tidak perlu belanja ke toko modern yang harganya mahal.
"Cukup belanja ke warung sebelah, harganya murah, kualitasnya tidak kalah dengan produk yang dijual di toko-toko modern. Itu akan membangkitkan ekonomi mikro sehingga warung-warung kecil di kampung bisa bangkit dan warga bisa mendapatkan barang murah," katanya.
Ia mencontohkan beberapa komoditas yang dijual murah di RPK seperti minyak goreng kemasan hanya Rp11.000 per liter, gula pasir sebesar Rp12.000 per kilogram, bawang merah Rp28.000/kg, dan tepung ketan "Rose Brand" hanya Rp7.000 per 500 gram.
"Kalau di pasaran, harga minyak goreng memang Rp11.000 tapi curah, bukan kemasan. Sementara kalau gula pasir, harga di pasaran Rp13.000/kg, kami menjualnya Rp12.000/kg meskipun HET-nya Rp12.000/kg," katanya.
Terkait berdirinya Kopamas, dia mengatakan koperasi tersebut berdiri sekitar tahun 2016 atau pascaperesmian Pasar Manis Tahap I oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 Mei 2016.
"Saat itu, Presiden Joko Widodo bertanya kepada kami, apakah sudah membentuk koperasi. Oleh karena belum punya koperasi, Presiden meminta kami untuk segera membentuknya," kata Edo.
Sementara itu, salah seorang warga, Wahyu mengaku terbantu dengan adanya Gerakan Stabilisasi Pangan karena saat sekarang harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat cenderung naik.
"Harganya murah-murah. Saya berharap kegiatan ini terus digelar sehingga warga bisa terbantu," katanya.
Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono mengatakan Gerakan Stabilitasi Pangan ini akan diluncurkan secara nasional pada tanggal 17 Mei 2017 dan dilaksanakan hingga menjelang Lebaran.
Sesuai dengan namanya, kata dia, kegiatan tersebut ditujukan untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan agar terjangkau masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pangan menjelang bulan Ramadan hingga Lebaran.
"Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara penjualan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat melalui operasi pasar, Rumah Pangan Kita (RPK), membuka gerai di depan kantor Bulog Banyumas maupun gudang-gudang Bulog yang dekat dengan keramaian, serta berkeliling dengan mobil," katanya didampingi Kepala Seksi Komersial Bulog Banyumas M. Priyono di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (15/5).
Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Perum Bulog dan Kodam/IV Diponegoro bersinergi optimalkan penyerapan gabah
23 January 2025 17:50 WIB