Harga Minyak Dunia Turun Tajam Setelah Keputusan OPEC
Jumat, 26 Mei 2017 7:14 WIB
Harga minyak mentah turun (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
New York, ANTARA JATENG - Harga minyak dunia turun tajam pada Kamis
(Jumat pagi WIB), karena investor kecewa dengan keputusan Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) hanya memperpanjang pengurangan
produksi selama sembilan bulan.
Negara-negara OPEC dan Non-OPEC pada Kamis (25/5) memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak bersama selama sembilan bulan, guna menyeimbangkan pasar minyak global setelah pertemuan tingkat menteri di Wina, Austria.
Tidak mengherankan bahwa OPEC dan sekutunya membuat keputusan tersebut, karena rencana perpanjangan pemangkasan produksi telah direkomendasikan oleh beberapa produsen minyak utama sebelum pertemuan 25 Mei.
Harga minyak sempat terpukul setelah keputusan tersebut, karena para pedagang semula berspekulasi bahwa kartel tersebut mungkin akan membuat pemotongan produksi yang lebih dalam atau bahkan mempertahankan kesepakatan di tempat itu selama satu tahun lagi.
OPEC dan beberapa produsen minyak Non-OPEC bersama-sama memangkas produksi 1,8 juta barel per hari dari awal 2017 sampai 1 Juli 2017, untuk menyeimbangkan pasar minyak dari kelebihan produksi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, jatuh 2,46 dolar AS menjadi menetap di 48,90 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, turun 2,50 dolar AS menjadi ditutup pada 51,46 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, sebut Xinhua.
Negara-negara OPEC dan Non-OPEC pada Kamis (25/5) memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak bersama selama sembilan bulan, guna menyeimbangkan pasar minyak global setelah pertemuan tingkat menteri di Wina, Austria.
Tidak mengherankan bahwa OPEC dan sekutunya membuat keputusan tersebut, karena rencana perpanjangan pemangkasan produksi telah direkomendasikan oleh beberapa produsen minyak utama sebelum pertemuan 25 Mei.
Harga minyak sempat terpukul setelah keputusan tersebut, karena para pedagang semula berspekulasi bahwa kartel tersebut mungkin akan membuat pemotongan produksi yang lebih dalam atau bahkan mempertahankan kesepakatan di tempat itu selama satu tahun lagi.
OPEC dan beberapa produsen minyak Non-OPEC bersama-sama memangkas produksi 1,8 juta barel per hari dari awal 2017 sampai 1 Juli 2017, untuk menyeimbangkan pasar minyak dari kelebihan produksi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, jatuh 2,46 dolar AS menjadi menetap di 48,90 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, turun 2,50 dolar AS menjadi ditutup pada 51,46 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, sebut Xinhua.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mengubah masalah menjadi peluang: Konsumsi berkelanjutan minyak jelantah untuk kesehatan, lingkungan, dan ekonomi
07 December 2025 22:58 WIB
Pemkab Banyumas dorong UMKM kembangkan produk turunan berbahan minyak sawit
24 November 2025 22:36 WIB
Bulog Surakarta serentak salurkan bantuan pangan beras dan minyak di Solo Raya
07 November 2025 20:16 WIB
Kepolisian limpahkan berkas kebakaran sumur minyak tewaskan lima orang ke Kejari Blora
28 October 2025 9:02 WIB
BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor
23 October 2025 18:55 WIB
Pemprov Jateng tunggu verifikasi Kementerian ESDM soal sumur minyak ilegal
22 October 2025 15:44 WIB
Terbitnya Permen ESDM 14/2025 picu munculnya titik sumur minyak baru di Blora
17 October 2025 12:49 WIB
HMP Kesmas UMS edukasi pengelolaan limbah minyak jelantah untuk cegah pencemaran
15 October 2025 16:51 WIB