Jakarta (ANTARA News) - Pengamat keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyatakan aksi bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai jaringan ISIS di Asia Tenggara kian solid.

Pasalnya sebagaimana keterangan resmi dari Polri, yang menyebutkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebagai kelompok pelaku, yang menurut Fahmi secara tidak langsung mengkonfirmasi jaringan ISIS berada di balik serangan tersebut.

"Secara global, rangkaian peristiwa dalam dua hari terakhir, mulai dari Manchester (Inggris), Marawi (Filipina), dan Kampung Melayu (Indonesia) menunjukkan bahwa insurgensi tetap menjadi pilihan strategi ISIS di luar basis utamanya," kata Fahmi lewat pesan singkat di Jakarta, Jumat.

Hal itu, menurut Fahmi menjadi jawaban ISIS atas keterdesakan mereka di medan tempur mereka di Timur Tengah.

"Mereka jawab dengan serangan 'low act, high impact' di kandang-kandang lawan di belahan bumi lainnya," katanya.

Rentetan peristiwa teror yang dikirimkan ISIS lewat aksi-aksi mereka di berbagai titik di belahan dunia memperlihatkan mereka bergerak kian cepat dari hari ke hari.

"Artinya, konsolidasi berjalan baik. Artinya lagi, proposal sudah berjalan, organisasi sudah bergerak," kata Fahmi.

"Saya hampir yakin, kini jaringan ISIS di Asia Tenggara sudah mulai solid dan mampu berkomunikasi dengan cukup baik," ujarnya menambahkan.

Fahmi juga menyoroti ironi, betapa aksi bom bunuh diri Kampung Melayu hanya terjadi selang empat hari setelah Presiden Joko Widodo berpidato mengenai perang melawan terorisme di Riyadh, Arab Saudi, yang menuai pujian dari sebagian orang karena tidak terbawa arus Arab-AS versus Iran yang saling lempar tudingan pelaku teror.