Bom Kampung Melayu - WNI di Luar Negeri Diimbau Jauhi Kelompok Radikal
Jumat, 26 Mei 2017 16:54 WIB
Polisi berjaga di lokasi ledakan bom Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017). Bom yang meledak pada Rabu malam (24/5/2017) itu mengakibatkan 15 orang menjadi korban, lima di antaranya meninggal dunia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Jakarta (ANTARA News) - Menyusul bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur,
Rabu malam (24/5), pemerintah mengimbau WNI di luar negeri menjauhi
kelompok-kelompok radikal dan tidak ikut dalam kegiatan politik di
negara lain, khususnya yang memiliki paham-paham radikal.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Jumat, mengatakan, Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Indonesia di luar negeri melakukan berbagai langkah untuk mencegah WNI mengikuti paham radikal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai nasional Indonesia.
"Ada beberapa langkah yang Kemlu lakukan di daerah yang rawan adanya upaya masuknya paham radikal. KBRI secara aktif mengingatkan warga Indonesia di luar negeri untuk tidak terlibat dalam politik atau ajakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam serta Pancasila kita," ujar Nasir.
Dia menekankan, "Kami mengingatkan kepada mereka agar melaksanakan kegiatan dan tujuan awal mereka ke sana. Kalau bekerja ya fokus kerja, sekolah ya fokus sekolah."
Dia menambahkan, Indonesia juga sudah mempunyai mekanisme untuk menangani WNI yang terlibat dengan kelompok radikal atau kelompom teroris yang kembali ke Tanah Air.
"Namun, apabila ada WNI yang terlibat dengan kelompok radikal dan kembali, itu sudah ada berbagai mekanisme yang dilakukan antara otoritas keamanan setempat di negara lain dengan otoritas kita di sini, termasuk Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme," ucap Nasir.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Jumat, mengatakan, Kementerian Luar Negeri dan perwakilan Indonesia di luar negeri melakukan berbagai langkah untuk mencegah WNI mengikuti paham radikal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai nasional Indonesia.
"Ada beberapa langkah yang Kemlu lakukan di daerah yang rawan adanya upaya masuknya paham radikal. KBRI secara aktif mengingatkan warga Indonesia di luar negeri untuk tidak terlibat dalam politik atau ajakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam serta Pancasila kita," ujar Nasir.
Dia menekankan, "Kami mengingatkan kepada mereka agar melaksanakan kegiatan dan tujuan awal mereka ke sana. Kalau bekerja ya fokus kerja, sekolah ya fokus sekolah."
Dia menambahkan, Indonesia juga sudah mempunyai mekanisme untuk menangani WNI yang terlibat dengan kelompok radikal atau kelompom teroris yang kembali ke Tanah Air.
"Namun, apabila ada WNI yang terlibat dengan kelompok radikal dan kembali, itu sudah ada berbagai mekanisme yang dilakukan antara otoritas keamanan setempat di negara lain dengan otoritas kita di sini, termasuk Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme," ucap Nasir.
Pewarta : Yuni Arisandy
Editor :
Copyright © ANTARA 2024