Disebut "Peretas" oleh Presiden Ekuador, Nasib Bos WikiLeaks Tak Menentu
Selasa, 30 Mei 2017 7:00 WIB
Julian Assange. (Wilileaks)
Quito, Ekuador, ANTARA JATENG - Presiden baru Ekuador Lenin Moreno, Senin
waktu setempat, menyebut Julian Assange tak lebih dari seorang peretas.
Ini adalah komentar paling keras Moreno terhadap pendiri WikiLeaks,
meski menegaskan Assange masih dibolehkan tinggal di kedutaan besar
Ekuador di London.
Moreno yang dilantik belum lama bulan ini telah memutuskan kaitan dengan pendahulu dan sekaligus mentornya, Rafael Correa, yang pernah mengatakan Assange "wartawan" untuk kemudian membolehkan pria AS itu mencari suaka di London pada 2012 demi menghindari ekstradisi ke Swedia karena tuduhan pemerkosaan.
Assange yang membantah tuduhan itu khawatir Swedia akan menyerahkan dia ke AS untuk menghadapi tudingan publikasi ribuan dokumen rahasia militer dan diplomatik AS yang merupakan salah satu pembocoran dokumen rahasia terbesar dalam sejarah AS.
Selama kampanye presiden lalu, Moreno sudah mengambil pendirian yang tegas terhadap Assange dengan memperingatkan dia untuk tidak mencampuri urusan politik negara-negara yang bersahabat dengan Ekuador.
"Tuan Assange adalah peretas. Itu yang kami tolak, dan secara pribadi saya menolaknya," kata Moreno kepada wartawan seperti dikutip Reuters. "Tetapi saya menghormati situasi dia, seruan menghormati hak asasi manusianya, namun saya juga meminta dia menghormati situasi dia."
Assange mengelak dari perintah pengusiran dari kedutaan besar Ekuador April lalu setelah calon presiden sayap kanan bersumpah akan mengusir dia dari kedubes Ekuador di London jika berhasil mengalahkan Moreno.
Pemerintah baru Ekuador menghadapi persoalan pelik menyangkut nasib Assange. Mei ini Swedia menghentikan penyelidikan kasus tuduhan pemerkosaan terhadap Assange, tetapi polisi Inggris menyatakan Assange masih bisa ditangkap jika dia meninggalkan kedubes Ekuador yang menjadi tempat persembunyiannya selama lima tahun ini, demikian Reuters.
Moreno yang dilantik belum lama bulan ini telah memutuskan kaitan dengan pendahulu dan sekaligus mentornya, Rafael Correa, yang pernah mengatakan Assange "wartawan" untuk kemudian membolehkan pria AS itu mencari suaka di London pada 2012 demi menghindari ekstradisi ke Swedia karena tuduhan pemerkosaan.
Assange yang membantah tuduhan itu khawatir Swedia akan menyerahkan dia ke AS untuk menghadapi tudingan publikasi ribuan dokumen rahasia militer dan diplomatik AS yang merupakan salah satu pembocoran dokumen rahasia terbesar dalam sejarah AS.
Selama kampanye presiden lalu, Moreno sudah mengambil pendirian yang tegas terhadap Assange dengan memperingatkan dia untuk tidak mencampuri urusan politik negara-negara yang bersahabat dengan Ekuador.
"Tuan Assange adalah peretas. Itu yang kami tolak, dan secara pribadi saya menolaknya," kata Moreno kepada wartawan seperti dikutip Reuters. "Tetapi saya menghormati situasi dia, seruan menghormati hak asasi manusianya, namun saya juga meminta dia menghormati situasi dia."
Assange mengelak dari perintah pengusiran dari kedutaan besar Ekuador April lalu setelah calon presiden sayap kanan bersumpah akan mengusir dia dari kedubes Ekuador di London jika berhasil mengalahkan Moreno.
Pemerintah baru Ekuador menghadapi persoalan pelik menyangkut nasib Assange. Mei ini Swedia menghentikan penyelidikan kasus tuduhan pemerkosaan terhadap Assange, tetapi polisi Inggris menyatakan Assange masih bisa ditangkap jika dia meninggalkan kedubes Ekuador yang menjadi tempat persembunyiannya selama lima tahun ini, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024