Presiden Duterte Bersumpah Tidak Akan Pernah Kunjungi AS
Sabtu, 22 Juli 2017 13:53 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Reuters)
Manila, ANTARA JATENG - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Jumat
(21/7) bersumpah bahwa dia tidak akan pernah mengunjungi Amerika Serikat
meski sebelumnya Presiden Donald Trump sudah menyampaikan undangan.
Duterte membuat pernyataan tersebut saat dia menyatakan keberangannya atas sebuah sidang komisi hak asasi manusia Kongres AS, tempat berbagai kelompok advokat mengecam perang berdarah untuk memberantas narkoba di Filipina.
"Selama saya menjabat atau sesudahnya saya tidak akan pergi ke Amerika," katanya kepada wartawan, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Saya sudah melihat Amerika dan negara itu buruk. Mereka melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia," imbuhnya, merujuk kepada tentara AS yang berperang di Timur Tengah.
Duterte sebelumnya mengumumkan bahwa dia menjaga jarak dari sekutu pertahanan utamanya Amerika Serikat setelah pemerintahan mantan presiden AS Barack Obama mengkritik kampanye antinarkoba berdarahnya yang telah menewaskan ribuan orang.
Namun, setelah Trump terpilih menjadi presiden, dia menelepon Duterte pada April dan memuji kampanye tersebut, bahkan mengundangnya ke Gedung Putih.
Pada saat itu, Duterte mengatakan bahwa dia tidak dapat melakukan kunjungan itu karena dia sudah memiliki beberapa jadwal lawatan luar negeri lainnya.
Dalam sebuah sidang pada Kamis di Washington mengenai pelanggaran hak asasi manusia dalam perang Duterte memberantas narkoba, anggota Kongres AS James McGovern mengatakan bahwa Duterte seharusnya tidak diundang dan bahwa dia akan memimpin demonstrasi menentang pemimpin Filipina itu jika dia datang.
Hal itu membuat Duterte marah dan mengatakan "apa yang membuat orang itu mengira saya akan pergi ke Amerika?"
Duterte membuat pernyataan tersebut saat dia menyatakan keberangannya atas sebuah sidang komisi hak asasi manusia Kongres AS, tempat berbagai kelompok advokat mengecam perang berdarah untuk memberantas narkoba di Filipina.
"Selama saya menjabat atau sesudahnya saya tidak akan pergi ke Amerika," katanya kepada wartawan, sebagaimana dilaporkan AFP.
"Saya sudah melihat Amerika dan negara itu buruk. Mereka melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia," imbuhnya, merujuk kepada tentara AS yang berperang di Timur Tengah.
Duterte sebelumnya mengumumkan bahwa dia menjaga jarak dari sekutu pertahanan utamanya Amerika Serikat setelah pemerintahan mantan presiden AS Barack Obama mengkritik kampanye antinarkoba berdarahnya yang telah menewaskan ribuan orang.
Namun, setelah Trump terpilih menjadi presiden, dia menelepon Duterte pada April dan memuji kampanye tersebut, bahkan mengundangnya ke Gedung Putih.
Pada saat itu, Duterte mengatakan bahwa dia tidak dapat melakukan kunjungan itu karena dia sudah memiliki beberapa jadwal lawatan luar negeri lainnya.
Dalam sebuah sidang pada Kamis di Washington mengenai pelanggaran hak asasi manusia dalam perang Duterte memberantas narkoba, anggota Kongres AS James McGovern mengatakan bahwa Duterte seharusnya tidak diundang dan bahwa dia akan memimpin demonstrasi menentang pemimpin Filipina itu jika dia datang.
Hal itu membuat Duterte marah dan mengatakan "apa yang membuat orang itu mengira saya akan pergi ke Amerika?"
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dua Tim Inovasi PT Semen Gresik raih "excellent" pada IQPC 2024 di Filipina
18 September 2024 16:42 WIB
Seniman Indonesia dan Filipina berkolaborasi pameran seni rupa di Borobudur
20 March 2023 9:21 WIB, 2023
Presiden Filipina tak akan minta maaf atas kematian dalam perang antinarkoba
05 January 2022 9:26 WIB, 2022