Damaskus, Suriah, ANTARA JATENG - Sebanyak 50 gerilyawan Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, tewas pada Minggu (23/7) dalam ledakan di Kota Idlib, Suriah Utara, demikian laporan stasiun televisi pan-Arab, Al-Mayadeen.

Beberapa mobil, yang berisi amunisi, meledak di dekat satu pertemuan gerilyawan Front An-Nusra, dan tak ada petunjuk lebih lanjut yang menunjukkan apakah pemboman itu direncanakan atau tidak sengaja.

Mobil tersebut milik gerakan pesaing Front An-Nusra, Ahrar Ash-Sham --yang kalah dominasi di Idlib pada Minggu pagi dari Front An-Nusra, atau Front bagi Pembebasan Levant, setelah pertempuran antara kedua kelompok itu.

Pertempuran antar-kelompok gerilyawan tersebut telah berkecamuk baru-baru ini di Idlib, yang sebagian besar dikuasai oleh Front An-Nusra, demikian laporan Xinhua Senin pagi.

Sementara itu Ahrar Ash-Sham melaporkan penarikan diri dari kota tersebut.

Front An-Nusra dinyatakan sebagai kelompok teror oleh masyarakat internasional dan PBB, dan dikeluarkan dari setiap kesepakatan bersama dengan kelompok ISIS.

Perang melawan Front An-Nusra telah mendorong beberapa kelompok gerilyawan yang bersekutu dengannya agar mundur di tengah laporan bahwa Ahrar Ash-Sham telah bersekutu dengan Tentara Suriah Bebas,yang didukung oleh Turki.