Mesir Akan Terus Blokade Qatar, Berbalik 180 Derajat dengan Dunia
Selasa, 25 Juli 2017 8:59 WIB
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. (The Egyptian Presidency/Handout via REUTERS )
Kairo, ANTARA JATENG - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyatakan
bahwa pemerintah Mesir akan terus mempertahankan blokade terhadap Qatar
oleh empat negara Arab setelah negara itu dituduh mendukung terorisme.
Sikap Sisi ini merupakan pembangkangan terhadap upaya internasional
dalam mengakhiri krisis diplomatik Qatar.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada Juni setelah menuding Qatar menyokong militan islamis. Ini adalah krisis diplomatik terburuk di antara negara Arab dalam beberapa tahun belakangan. Qatar membantah semua tuduhan itu.
"Mesir akan kukuh kepada keputusannya dan tidak akan mundur dari persoalan ini," kata Sisi dalam konferensi pemuda di Iskandariyah.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Jumat pekan lalu, menyatakan bahwa dia siap untuk dialog, namun solusi apa pun harus menghormati kedaulatan Qatar. Kuwait telah berupaya menjadi penengah, sedangkan AS dan Jerman mendesak segera diadakan dialog.
Presiden Turki Tayyip Erdogan telah meninggalkan Qatar kemarin setelah dua hari berada di Teluk untuk berupaya menengahi sengketa ini, namun tidak terlihat ada kemajuan yang dicapai Turki.
Keempat negara Arab menginginkan Qatar menjauhi musuh utama mereka, Iran, lalu menutup pangkalan militer Turki, dan membredel stasiun televisi Al Jazeera yang dianggap mereka sangat penting sebelum mereka berbaikan.
Turki dan Qatar adalah penyokong gerakan Ikhwanul Muslimin yang telah mengubah penguasa dunia Arab, demikian Reuters.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada Juni setelah menuding Qatar menyokong militan islamis. Ini adalah krisis diplomatik terburuk di antara negara Arab dalam beberapa tahun belakangan. Qatar membantah semua tuduhan itu.
"Mesir akan kukuh kepada keputusannya dan tidak akan mundur dari persoalan ini," kata Sisi dalam konferensi pemuda di Iskandariyah.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Jumat pekan lalu, menyatakan bahwa dia siap untuk dialog, namun solusi apa pun harus menghormati kedaulatan Qatar. Kuwait telah berupaya menjadi penengah, sedangkan AS dan Jerman mendesak segera diadakan dialog.
Presiden Turki Tayyip Erdogan telah meninggalkan Qatar kemarin setelah dua hari berada di Teluk untuk berupaya menengahi sengketa ini, namun tidak terlihat ada kemajuan yang dicapai Turki.
Keempat negara Arab menginginkan Qatar menjauhi musuh utama mereka, Iran, lalu menutup pangkalan militer Turki, dan membredel stasiun televisi Al Jazeera yang dianggap mereka sangat penting sebelum mereka berbaikan.
Turki dan Qatar adalah penyokong gerakan Ikhwanul Muslimin yang telah mengubah penguasa dunia Arab, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
MCV Mesir dan Volvo Swedia akan produksi bus listrik ke pasar Eropa
06 September 2023 8:47 WIB, 2023
Menang adu penalti, Mesir tantang Senegal ke final Piala Afrika 2021
04 February 2022 7:48 WIB, 2022