Jakarta, ANTARA JATENG - Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemkominfo) menyatakan menyiapkan langkah untuk menormalisasi Telegram,
yang diblokir sejak pertengahan Juli, setelah berdiskusi dengan pendiri
layanan berkirim pesan tersebut, Pavel Durov.
"Kami sedang
siapkan langkah-langkah untuk normalisasi, dalam minggu ini, " kata
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani
Pangerapan saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan kemungkinan Telegram versi desktop sudah bisa diakses minggu depan.
Setelah
pertemuan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dengan Durov
hari ini untuk menindaklanjuti pemblokiran Telegram versi desktop,
Pemerintah Indonesia dan Telegram juga sepakat membuat saluran
komunikasi khusus.
Saluran komunikasi khusus itu akan
memungkinkan tim Kemkominfo bisa melaporkan hal-hal terkait konten
negatif lebih cepat dan efisien dan Telegram bisa meresponsnya lebih
cepat pula.
"Kami minta dibangunkan komunikasi langsung, punya channel khusus supaya respons cepat," kata Samuel.
"Mengurangi waktu merespons cukup signifikan," kata Durov, yang hadir dalam konferensi pers tersebut.
Durov
berharap kanal khusus itu dapat mempercepat Telegram mengidentifikasi
konten negatif, terutama yang berkaitan dengan propaganda terorisme,
karena mereka kini memiliki anggota yang berbahasa Indonesia dalam tim
mereka.