Harga Minyak Turun Akibat Keraguan Atas Kepatuhan OPEC
Jumat, 4 Agustus 2017 6:58 WIB
Ilustrasi-Harga Minyak (ANTARA FOTO/Grafis)
New York, ANTARA JATENG - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada
perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para investor mengkhawatirkan
kenaikan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak
(OPEC).
Perusahaan pelacak tanker Petro-Logistics mengatakan awal pekan ini bahwa produksi OPEC naik 145.000 barel per hari pada bulan lalu.
Padahal, produsen-produsen minyak utama telah sepakat untuk mengurangi pasokan sebesar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang, untuk mengurangi kelebihan pasokan global yang telah bertahan selama sekitar tiga tahun.
Para analis mengatakan kenaikan produksi OPEC mengimbangi kenaikan permintaan bahan bakar minyak di AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (2/8) bahwa permintaan bensin mencapai rekor tertinggi 9,842 juta barel per hari pada minggu lalu.
Di sisi lain, persediaan minyak mentah AS juga turun 1,5 juta barel pada pekan yang berakhir 28 Juli, menjadi 481,9 juta barel, 2,0 persen di bawah level setahun yang lalu, menurut EIA.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 0,56 dolar AS menjadi menetap di 49,03 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, merosot 0,35 dolar AS menjadi ditutup pada 52,01 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Perusahaan pelacak tanker Petro-Logistics mengatakan awal pekan ini bahwa produksi OPEC naik 145.000 barel per hari pada bulan lalu.
Padahal, produsen-produsen minyak utama telah sepakat untuk mengurangi pasokan sebesar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang, untuk mengurangi kelebihan pasokan global yang telah bertahan selama sekitar tiga tahun.
Para analis mengatakan kenaikan produksi OPEC mengimbangi kenaikan permintaan bahan bakar minyak di AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (2/8) bahwa permintaan bensin mencapai rekor tertinggi 9,842 juta barel per hari pada minggu lalu.
Di sisi lain, persediaan minyak mentah AS juga turun 1,5 juta barel pada pekan yang berakhir 28 Juli, menjadi 481,9 juta barel, 2,0 persen di bawah level setahun yang lalu, menurut EIA.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 0,56 dolar AS menjadi menetap di 49,03 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, merosot 0,35 dolar AS menjadi ditutup pada 52,01 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mengubah masalah menjadi peluang: Konsumsi berkelanjutan minyak jelantah untuk kesehatan, lingkungan, dan ekonomi
07 December 2025 22:58 WIB
Pemkab Banyumas dorong UMKM kembangkan produk turunan berbahan minyak sawit
24 November 2025 22:36 WIB
Bulog Surakarta serentak salurkan bantuan pangan beras dan minyak di Solo Raya
07 November 2025 20:16 WIB
Kepolisian limpahkan berkas kebakaran sumur minyak tewaskan lima orang ke Kejari Blora
28 October 2025 9:02 WIB
BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor
23 October 2025 18:55 WIB
Pemprov Jateng tunggu verifikasi Kementerian ESDM soal sumur minyak ilegal
22 October 2025 15:44 WIB
Terbitnya Permen ESDM 14/2025 picu munculnya titik sumur minyak baru di Blora
17 October 2025 12:49 WIB
HMP Kesmas UMS edukasi pengelolaan limbah minyak jelantah untuk cegah pencemaran
15 October 2025 16:51 WIB