Farah Kembali Juara Dunia Lari di 10.000 Meter
Sabtu, 5 Agustus 2017 8:03 WIB
Pelari Inggris Mo Farah. (REUTERS/Dominic Ebenbichler)
London, ANTARA JATENG - Atlet Inggris Mo Farah tampil menawan pada awal
Kejuaraan Dunia Atletik 2017 di London, Jumat, dengan memenangi lari
10.000 meter putra, sekaligus mengklaim dirinya masih yang terhebat di
nomor jarak jauh tersebut.
Di hadapan 55 ribu penonton tuan rumah yang terus mendukungnya, pelari berusia 34 tahun itu berhasil meraih medali emas ke-10 dalam lomba-lomba tingkat dunia yang diikutinya.
Farah sempat ditempel ketat di putaran akhir, bahkan nyaris disusul, sebelum akhirnya melesat dan mengalahkan saingan terdekatnya Joshua Cheptel dari Uganda dan Paul Tanui dari Kenya yang meraih perak dan perunggu.
Ia mencatat waktu 26 menit 49,51 detik, waktu tercepat untuk tahun 2017 ini, sementara Cheptegel membukukan waktu terbaiknya 26 menit 49,94 detik, dan Tanui 26:59,60.
Penampilan gemilang Mo Farah membuktikan bahwa ia tidak kehilangan aura kekuatannya sejak kesuksesannya lima tahun lalu ketika meraih medali emas Olimpiade 2012, juga di stadion yang sama.
Ini merupakan cara sempurna bagi Farah di kejuaraan terakhir sebagai pelari trek sebelum rencana mengalihkan fokusnya pada lintasan jalanan sebagai pelari maraton.
"Jalan untuk mengakhiri karir saya di London, adalah hal spesial," kata Farah usai memeluk anaknya di trek Stadion London itu.
"Ini bukan lomba yang mudah. Saya telah melakukan segala hal dan ini hasil dari perjalanan panjang," tambahnya.
Kemenangan Farah disambut publik tuan rumah, apalagi merupakan emas pertama pada Kejuaraan Dunia Atletik 2017 ini.
Ia masih memiliki kesempatan untuk meraih emas lagi pada nomor 5.000 meter pekan depan.
Di hadapan 55 ribu penonton tuan rumah yang terus mendukungnya, pelari berusia 34 tahun itu berhasil meraih medali emas ke-10 dalam lomba-lomba tingkat dunia yang diikutinya.
Farah sempat ditempel ketat di putaran akhir, bahkan nyaris disusul, sebelum akhirnya melesat dan mengalahkan saingan terdekatnya Joshua Cheptel dari Uganda dan Paul Tanui dari Kenya yang meraih perak dan perunggu.
Ia mencatat waktu 26 menit 49,51 detik, waktu tercepat untuk tahun 2017 ini, sementara Cheptegel membukukan waktu terbaiknya 26 menit 49,94 detik, dan Tanui 26:59,60.
Penampilan gemilang Mo Farah membuktikan bahwa ia tidak kehilangan aura kekuatannya sejak kesuksesannya lima tahun lalu ketika meraih medali emas Olimpiade 2012, juga di stadion yang sama.
Ini merupakan cara sempurna bagi Farah di kejuaraan terakhir sebagai pelari trek sebelum rencana mengalihkan fokusnya pada lintasan jalanan sebagai pelari maraton.
"Jalan untuk mengakhiri karir saya di London, adalah hal spesial," kata Farah usai memeluk anaknya di trek Stadion London itu.
"Ini bukan lomba yang mudah. Saya telah melakukan segala hal dan ini hasil dari perjalanan panjang," tambahnya.
Kemenangan Farah disambut publik tuan rumah, apalagi merupakan emas pertama pada Kejuaraan Dunia Atletik 2017 ini.
Ia masih memiliki kesempatan untuk meraih emas lagi pada nomor 5.000 meter pekan depan.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
HMP PGSD UMS raih juara 2 Anugerah Abdidaya Ormawa 2025 melalui Terobosan 6 Pojok pada Desa Cerdas
12 December 2025 13:08 WIB
Mahasiswa UMS juara nasional opini vision tawarkan perspektif mengatasi kemalasan berpikir
04 December 2025 14:08 WIB
Layanan pendidikan anak inklusif Sobat Ceria UMS sabet juara 3 KMI Expo 2025
22 November 2025 16:51 WIB
Mahasiswa Komunikasi UMS raih juara 2 Podcast Competition dengan pendekatan komedi
16 November 2025 14:49 WIB
Terpopuler - Atletik
Lihat Juga
Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 ditutup meriah, 2.000 pelari ikuti fun run dan dorong UMKM
18 December 2025 11:55 WIB
Gubernur: Borobudur Marathon masuk dalam Elite Label jadikan Jateng ikon marathon dunia
16 November 2025 17:35 WIB
Kontingen Jabar masih kokoh di puncak perolehan medali PON Bela Diri Kudus 2025
21 October 2025 9:42 WIB