Presiden Filipina Teken Aturan Gratis Biaya Kuliah di Universitas Negeri
Sabtu, 5 Agustus 2017 10:56 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Reuters)
Manila, ANTARA JATENG - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menandatangani
undang-undang pemberian pendidikan gratis di semua universitas negeri,
kata pejabat kabinet pada Jumat, mengesampingkan saran manajer
ekonominya untuk menolak tindakan tersebut.
Presiden meyakini manfaat dari undang-undang tersebut melebihi potensi tantangan anggaran jangka pendek, kata Menardo Guevarra, wakil sekretaris eksekutif senior, dalam jumpa pers, sebagaimana dilaporkan AFP.
Manajer ekonomi Duterte mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mampu membayar biaya pendidikan gratis, yang diperkirakan mencapai 100 miliar peso atau Rp26 triliun setahun.
Mereka juga mengatakan bahwa biaya kuliah gratis di universitas negeri dan perguruan tinggi (SUC) tidak akan menguntungkan orang miskin karena hanya 12 persen siswa SUC berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
"Pendidikan tersier gratis di SUC (universitas negeri dan perguruan tinggi) adalah pilar yang sangat kuat atau landasan kebijakan pembangunan sosial presiden," kata Guevarra.
Senator Franklin Drilon mengatakan bahwa kebijakan tersebut hanya akan memerlukan 20-25 miliar peso per tahun, jauh lebih sedikit daripada perkiraan manajer ekonomi.
Pemerintahan Duterte telah merencanakan pengeluaran infrastruktur senilai 180 miliar dolar sampai akhir masa jabatan presiden pada tahun 2022. Untuk mendanai itu, pemerintah telah meminta anggota parlemen untuk mengeluarkan langkah-langkah pendapatan baru.
Program ekonomi Duterte berfokus pada belanja infrastruktur dan efisiensi fiskal untuk menaikkan pertumbuhan hingga 8 persen sebelum masa jabatan enam tahun berakhir pada 2022.
Presiden meyakini manfaat dari undang-undang tersebut melebihi potensi tantangan anggaran jangka pendek, kata Menardo Guevarra, wakil sekretaris eksekutif senior, dalam jumpa pers, sebagaimana dilaporkan AFP.
Manajer ekonomi Duterte mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mampu membayar biaya pendidikan gratis, yang diperkirakan mencapai 100 miliar peso atau Rp26 triliun setahun.
Mereka juga mengatakan bahwa biaya kuliah gratis di universitas negeri dan perguruan tinggi (SUC) tidak akan menguntungkan orang miskin karena hanya 12 persen siswa SUC berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
"Pendidikan tersier gratis di SUC (universitas negeri dan perguruan tinggi) adalah pilar yang sangat kuat atau landasan kebijakan pembangunan sosial presiden," kata Guevarra.
Senator Franklin Drilon mengatakan bahwa kebijakan tersebut hanya akan memerlukan 20-25 miliar peso per tahun, jauh lebih sedikit daripada perkiraan manajer ekonomi.
Pemerintahan Duterte telah merencanakan pengeluaran infrastruktur senilai 180 miliar dolar sampai akhir masa jabatan presiden pada tahun 2022. Untuk mendanai itu, pemerintah telah meminta anggota parlemen untuk mengeluarkan langkah-langkah pendapatan baru.
Program ekonomi Duterte berfokus pada belanja infrastruktur dan efisiensi fiskal untuk menaikkan pertumbuhan hingga 8 persen sebelum masa jabatan enam tahun berakhir pada 2022.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kolaborasi UMS gandeng Aklan State University Filipina bahas strategi pengembangan SDM dan bisnis ASEAN
10 October 2025 16:40 WIB
STT Iman Jakarta buka peluang kuliah bagi keturunan Indonesia di Filipina Selatan
10 September 2025 18:36 WIB
Rektor UMS dorong pendidikan IT berbasis deep learning dan bernilai humanis di Filipina
24 August 2025 17:41 WIB
Kunjungan FMSO Filipina ke UMS bahas beasiswa hingga program kelas internasional
20 August 2025 16:33 WIB
UMS tegaskan komitmen global di ICEDUALL ke-8 Filipina bahas pendidikan adaptif era AI
20 August 2025 16:25 WIB
Piala AFF, Shin Tae-yong janji kerja keras untuk hasil maksimal lawan Filipina
20 December 2024 20:00 WIB, 2024