Arkeolog: Perlu Kajian Arkeologi Bawah Air Papua
Sabtu, 5 Agustus 2017 17:43 WIB
ilustrasi: Peta Kabupaten Lanny Jaya, Papua. ( ANTARA)
Jayapura, ANTARA JATENG - Arkeolog Papua Hari Suroto mengemukakan bahwa
pulau Papua yang memiliki luas kurang lebih 785 kilometer persegi yang
dikelilingi oleh perairan yang luas dan memiliki tinggalan potensi
arkeologi bawah air yang perlu dilakukan kajian.
"Perairan Papua sejak masa prasejarah hingga kini berperan dan berpengaruh dalam kehidupan manusia baik sebagai sumber mencari makanan, berlayar antarpulau dan berdagang antarpulau maupun aktivitas lainnya yang berkaitan dengan laut," katanya di Jayapura, Papua, Sabtu.
Menurut dia, selama ini di Papua belum pernah dilakukan penelitian arkeologi bawah air yang disebabkan oleh keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia.
"Tentunya hal ini, berbeda dengan penelitian arkeologi di daratan. Penelitian arkeologi bawah air membutuhkan dana lebih besar untuk membeli peralatan, akses ke lokasi, serta tingkat kesulitan tinggi untuk penelitian arkeologi bawah air," katanya.
Lebih lanjut alumnus Universitas Udayana Bali ini menerangkan bahwa Papua memiliki potensi tinggalan arkeologi bawah air diantaranya kapal perang maupun pesawat terbang peninggalan Perang Perang Pasifik yang terdapat di perairan Papua dan Papua Barat.
"Kapal peninggalan Perang Pasifik milik Amerika, The Junkyard terdapat di perairan Pulau Amsterdam. Kapal Jepang, Shikwa maru di perairan Manokwari. Pesawat tempur Zero di perairan Pulau Rippon, Wandamen. Pesawat Amerika P47-D Razorback di Pulau Wai, Raja Ampat," katanya mencontohkan.
Untuk itu, kata dia, Pemerintah Indonesia perlu meratifikasi Konvensi UNESCO tahun 2001 tentang Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air.
"Dalam konvensi ini mengatur tentang perlindungan warisan budaya bawah air untuk kepentingan umat manusia sekaligus mencegah eksploitasi secara komersial. Dengan meratifikasi konvesi UNESCO, pemerintah Indonesia otomatis harus menyediakan dana untuk penelitian dan perlindungan tinggalan arkeologi bawah air," katanya.
"Perairan Papua sejak masa prasejarah hingga kini berperan dan berpengaruh dalam kehidupan manusia baik sebagai sumber mencari makanan, berlayar antarpulau dan berdagang antarpulau maupun aktivitas lainnya yang berkaitan dengan laut," katanya di Jayapura, Papua, Sabtu.
Menurut dia, selama ini di Papua belum pernah dilakukan penelitian arkeologi bawah air yang disebabkan oleh keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia.
"Tentunya hal ini, berbeda dengan penelitian arkeologi di daratan. Penelitian arkeologi bawah air membutuhkan dana lebih besar untuk membeli peralatan, akses ke lokasi, serta tingkat kesulitan tinggi untuk penelitian arkeologi bawah air," katanya.
Lebih lanjut alumnus Universitas Udayana Bali ini menerangkan bahwa Papua memiliki potensi tinggalan arkeologi bawah air diantaranya kapal perang maupun pesawat terbang peninggalan Perang Perang Pasifik yang terdapat di perairan Papua dan Papua Barat.
"Kapal peninggalan Perang Pasifik milik Amerika, The Junkyard terdapat di perairan Pulau Amsterdam. Kapal Jepang, Shikwa maru di perairan Manokwari. Pesawat tempur Zero di perairan Pulau Rippon, Wandamen. Pesawat Amerika P47-D Razorback di Pulau Wai, Raja Ampat," katanya mencontohkan.
Untuk itu, kata dia, Pemerintah Indonesia perlu meratifikasi Konvensi UNESCO tahun 2001 tentang Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air.
"Dalam konvensi ini mengatur tentang perlindungan warisan budaya bawah air untuk kepentingan umat manusia sekaligus mencegah eksploitasi secara komersial. Dengan meratifikasi konvesi UNESCO, pemerintah Indonesia otomatis harus menyediakan dana untuk penelitian dan perlindungan tinggalan arkeologi bawah air," katanya.
Pewarta : Alfian Rumagit
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Wali Kota Semarang: Enam hari sekolah jenjang SMA/SMK perlu dikaji komprehensif
27 November 2025 18:37 WIB
Mendikdasmen: Larangan siswa bawa HP di kelas perlu dibahas secara komprehensif lintas kementerian
22 November 2025 18:44 WIB
Terpopuler - NASIONAL
Lihat Juga
Presiden Prabowo targetkan hunian sementara pengungsi Agam rampung satu bulan
18 December 2025 11:24 WIB
Presiden Prabowo tanda tangani peraturan pemerintah soal kenaikan upah minimum
17 December 2025 9:19 WIB
Anggota DPR pertanyakan kinerja Pertamina usai BBM langka di Sumatera Utara
08 December 2025 10:01 WIB
Menteri PU percepat pemulihan infrastruktur konektivitas pascabencana Sumatera
04 December 2025 11:03 WIB
TNI AU kerahkan Hercules bawa 20 ton bantuan logistik untuk korban banjir Aceh
03 December 2025 10:29 WIB