Mahasiswa ITS Ciptakan Mesin Pemurnian Garam
Selasa, 8 Agustus 2017 12:25 WIB
Ilustrasi - Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7/2017). ( ANTARA FOTO/Dedhez Anggara )
Jakarta, ANTARA JATENG - Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) menciptakan mesin untuk memurnikan garam krosok (kasar)
menjadi garam industri.
Alat yang diciptakan Nur Imam Ahmadi dan bersama Syamsul Rizal, Annisa Widowati, Alam Firmansyah, dan Rachmat Sandryan itu mampu memurnikan garam secara otomatis, demikian menurut siaran pers Humas ITS yang diterima di Jakarta, Selasa.
Nur mengatakan tingkat kemurnian garam krosok masih rendah dan banyak mengandung zat yang mengotori garam sehingga belum bisa dijadikan sebagai garam industri.
"Alat ini menghasilkan garam dengan persentase zat pengotor hanya 0,06 persen," ujar Nur.
Pemurnian garam berlangsung selama dua sampai tiga jam dengan kapasitas mesin 3 kilogram.
Untuk prosesnya, awalnya garam dimasukkan tabung, kemudian dicampur air lalu diberi zat kimia NaOH, Na2CO3, dan PAC. Tiga zat kimia tersebut akan mengikat kotoran.
Hasilnya adalah garam bersih berada di atas sedangkan zat mengotori akan mengendap di bawah.
Larutan garam bersih lalu disaring di tabung lain. Setelah dipanaskan, kristal garam dapur akan terbentuk.
"Bila ini terus dikembangkan, maka hasil inovasi ini bisa bermanfaat bagi petani dan pemerintah tentunya," kata Nur.
Alat yang diciptakan Nur Imam Ahmadi dan bersama Syamsul Rizal, Annisa Widowati, Alam Firmansyah, dan Rachmat Sandryan itu mampu memurnikan garam secara otomatis, demikian menurut siaran pers Humas ITS yang diterima di Jakarta, Selasa.
Nur mengatakan tingkat kemurnian garam krosok masih rendah dan banyak mengandung zat yang mengotori garam sehingga belum bisa dijadikan sebagai garam industri.
"Alat ini menghasilkan garam dengan persentase zat pengotor hanya 0,06 persen," ujar Nur.
Pemurnian garam berlangsung selama dua sampai tiga jam dengan kapasitas mesin 3 kilogram.
Untuk prosesnya, awalnya garam dimasukkan tabung, kemudian dicampur air lalu diberi zat kimia NaOH, Na2CO3, dan PAC. Tiga zat kimia tersebut akan mengikat kotoran.
Hasilnya adalah garam bersih berada di atas sedangkan zat mengotori akan mengendap di bawah.
Larutan garam bersih lalu disaring di tabung lain. Setelah dipanaskan, kristal garam dapur akan terbentuk.
"Bila ini terus dikembangkan, maka hasil inovasi ini bisa bermanfaat bagi petani dan pemerintah tentunya," kata Nur.
Pewarta : Santoso
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mobil listrik buatan Universitas Budi Luhur dan ITS disiapkan terjun ke Rally Dakar
13 November 2018 8:22 WIB, 2018
Film "The House With A clock In Its Walls" duduki puncak box office
24 September 2018 9:30 WIB, 2018