Semarang, ANTARA JATENG - New Atlas Taksi Semarang meluncurkan taksi online dengan mengunakan aplikasi Grap untuk mengikuti permintaan pasar yang menginginkan lebih mudah mendapatkan taksi terutama jika berada di tempat yang tidak ada pangkalan taksi.

"Masyarakat sudah berubah. Saat ini masyarakat gemar naik taksi online," kata Pemilik New Atlas Taksi Tutuk Kurniawan seusai peluncuran News Atlas Taksi Online dengan aplikasi Grap di Semarang, Rabu.

Tutuk mengaku sejak kehadiran taksi online, terjadi penurunan pemesanan di News Taksi Atlas hingga 80 persen dan hal tersebut menjadi permasalahan yang sama bagi taksi konvensional pada umumnya, sehingga berujung "mati suri".

Sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Taksi Jawa Tengah, Tutuk mengakui selama ini dirinya gencar menolak kehadiran taksi online, tetapi karena keinginan pasar, New Atlas Taksi beralih menjadi taksi online.

"Kontrak kami dengan Grap, 200 armada dan saat ini News Atlas Taksi yang sudah beroperasi dengan Grap sebanyak 180 armada. Sisanya akan menyusul," katanya.

Kelebihan dengan aplikasi Grap, tambah Tutuk, terdapat promo seperti diskon Rp15 ribu hingga Rp20 ribu pada hari tertentu yang dicari oleh masyarakat.

"Dengan aplikasi Grap, supaya yang menggunakan online nyangkut ke New Atlas Taksi, sehingga sopir masih bisa melakukan setoran ke perusahaan. Kalo tidak (mengikuti pasar, red.) kita 'mati'. Kita tidak mau  mati konyol," katanya.

Manager Operasional News Atlas Taksi Yusuf Darmawan menambahkan bahwa penerapan taksi online mampu mengembalikan jumlah pemesanan dengan rata-rata 600 hingga 800 pemesanan per hari.

Yusuf menjelasan dengan lahirnya taksi online, pemesanan turun hingga 80 persen dan beberapa bulan bergabung menjadi taksi online melalui aplikasi Grap, pemesanan berangsur kembali normal.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Semarang Anton  Sismantoro menambahkan bahwa hingga saat ini regulasi taksi online masih digodok di Dinas Perhubungan Provinsi Jateng.

"Taksi online masih menunggu peraturan gubernur. Perizinan termasuk kuota nantinya menjadi ranah Dishub Jateng. Perkiraan bulan ini Pergub sudah turun," kata Anton.
Â