Wall Street Tertekan Sentimen Korea Utara
Kamis, 10 Agustus 2017 8:51 WIB
Bursa saham New York, Wall Street (Reuters)
New York, ANTARA JATENG - Ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump
kepada Korea Utara yang dibalas Pyongyang dengan ancaman merudal Guam,
membuat investor menarik modalnya dari saham dan asset-asset berisiko
lainnya untuk dialihkan kepada tempat singgah modal aman seperti emas
dan obligasi.
Saling ancam antara Trump dan Korea Utara membuat indeks kekhawatiran pasar di Wall Street, VIX, naik 1,4 persen menjadi 11,11 atau yang tertinggi dalam satu bulan.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 36,64 poin atau 0,17 persen menjadi 22.048,7 poin, indeks S&P 500 turun tipis 0,9 poin atau 0,04 persen menjadi 2.474,02 poin dan indeks Nasdaq tertekan 18,13 poin atau 0,28 persen pada 6.352,33 poin.
Indeks regional FTSEurofirst 300 juga turun 0,75 persen, disusul indeks MSCI turun 0,33 persen, dan demikian pula dengan pasar saham ekonomi berkembang yang tertekan 0,89 persen.
Portofolio modal sebagian beralih kepada mata uang selain dolar AS, seperti franc Swiss dan yen Jepang yang hari ini ini serempak menguat.
"Kami jelas mencermati meningkatnya ketegangan antara AS dan Korea Utara," kata Brad Bechtel, direktur pelaksan forex di Jefferies, New York.
Franc Swiss menguat 0,01 persen terhadap dolar AS pada 0,96 per dolar AS, sedangkan yen menguat 0,08 persen pada 110.00 per dolar AS. Sterling juga menguat 0,02 persen.
Sebagian besar yield obligasi dan harga emas juga naik karena mendapatkan pelimpahan modal dari pasar modal. Harga emas naik 1,3 persen menjadi 1.277,15 dolar AS per ons, demikian Reuters.
Saling ancam antara Trump dan Korea Utara membuat indeks kekhawatiran pasar di Wall Street, VIX, naik 1,4 persen menjadi 11,11 atau yang tertinggi dalam satu bulan.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 36,64 poin atau 0,17 persen menjadi 22.048,7 poin, indeks S&P 500 turun tipis 0,9 poin atau 0,04 persen menjadi 2.474,02 poin dan indeks Nasdaq tertekan 18,13 poin atau 0,28 persen pada 6.352,33 poin.
Indeks regional FTSEurofirst 300 juga turun 0,75 persen, disusul indeks MSCI turun 0,33 persen, dan demikian pula dengan pasar saham ekonomi berkembang yang tertekan 0,89 persen.
Portofolio modal sebagian beralih kepada mata uang selain dolar AS, seperti franc Swiss dan yen Jepang yang hari ini ini serempak menguat.
"Kami jelas mencermati meningkatnya ketegangan antara AS dan Korea Utara," kata Brad Bechtel, direktur pelaksan forex di Jefferies, New York.
Franc Swiss menguat 0,01 persen terhadap dolar AS pada 0,96 per dolar AS, sedangkan yen menguat 0,08 persen pada 110.00 per dolar AS. Sterling juga menguat 0,02 persen.
Sebagian besar yield obligasi dan harga emas juga naik karena mendapatkan pelimpahan modal dari pasar modal. Harga emas naik 1,3 persen menjadi 1.277,15 dolar AS per ons, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kawasan Ngarsopuro jadi street art, Gibran targetkan selesai akhir tahun
12 October 2022 6:54 WIB, 2022
Wall Street jatuh, Dow anjlok lebih 700 poin karena kekhawatiran COVID-19
27 June 2020 9:54 WIB, 2020