TMMIN: Free Trade Area Perkuat Daya Saing Ekspor Otomotif Indonesia
Senin, 21 Agustus 2017 11:24 WIB
Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di booth Toyota Astra Motor di pameran otomotif GIIAS 2017 di ICE BSD Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (19/8/2017). (ANTARA News/Risbiani Fardaniah)
Tangerang, ANTARA JATENG - Perjanjian perdagangan bebas atau free trade
area (FTA) menjadi salah satu kunci penting untuk meningkatkan ekspor
dan akan memperkuat daya saing produk otomotif nasional.
"Kalau ingin membuka pasar (ekspor) lebih luas, bisa saja. Ada tidak free trade (FTA) dengan negara lain," kata Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam disela pameran otomotif di Tangerang, Banten, menanggapi upaya peningkatan ekspor mobil.
Menurut dia, peran negara dan pemerintah untuk memperluas pasar dan meningkatkan ekspor otomotif nasional sangat menentukan terutama terkait perjanjian perdagangan bebas dengan negara yang industri kendaraan bermotornya masih mengandalkan impor, seperti Australia.
Apalagi, Indonesia kini telah menjadi basis produksi kendaraan baik untuk domestik maupun ekspor dari para pemain industri otomotif dunia, seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Wuling.
"Kalau ada FTA daya saing kita untuk ekspor ke negara tersebut meningkat," kata Bob.
Tidak itu saja, peningkatan ekspor yang terbentuk dari banyaknya FTA akan mendongkrak keekonomian produk yang dibuat.
Namun Bob juga menyebutkan faktor lain yang menjadi penentu daya saing dan peningkatan ekspor. Selain mengenai izin ekspor dari para pemegang merek (prinsipal), struktur kedalaman industri otomotif yang dibangun di dalam negeri juga harus kuat.
Hal itu penting agar biaya produksi juga lebih bersaing, akibat banyak bahan baku dan pemasok komponen ada di dalam negeri.
"Satu lagi, bagaimana (kendaraan) yang dipasarkan di dalam negeri juga sama dengan standar global," kata Bob.
TMMIN sendiri, menurut dia, terus berupaya meningkatkan daya saing produksi dan mencari peluang ekspor.
Sampai semester pertama 2017, TMMIN telah mengekspor kendaraan ke lebih dari 80 negara dengan total volume 99.000 unit mobil utuh (CBU), terdiri dari Fortuner (33.000 unit), Vios (15.000) unit, Kijang Innova (6.000 unit) serta Yaris dan Sienta (4.000 unit).
Selain itu ada juga ekspor mobil hasil produksi PT Astra Daihatsu Motor yang berada dalam grup Toyota Indonesia yaitu Avanza, Rush, Town/Lite Ace, dan Agya (41 ribu unit).
TMMIN juga mengekspor kendaraan secara terurai (CKD) sebanyak 24 ribu unit, mesin tipe TR dan NR baik bensin maupun etanol sebanyak 68 ribu unit, dan suku cadang kendaraan mencapai 48 juta komponen.
"Kalau ingin membuka pasar (ekspor) lebih luas, bisa saja. Ada tidak free trade (FTA) dengan negara lain," kata Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam disela pameran otomotif di Tangerang, Banten, menanggapi upaya peningkatan ekspor mobil.
Menurut dia, peran negara dan pemerintah untuk memperluas pasar dan meningkatkan ekspor otomotif nasional sangat menentukan terutama terkait perjanjian perdagangan bebas dengan negara yang industri kendaraan bermotornya masih mengandalkan impor, seperti Australia.
Apalagi, Indonesia kini telah menjadi basis produksi kendaraan baik untuk domestik maupun ekspor dari para pemain industri otomotif dunia, seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki, dan Wuling.
"Kalau ada FTA daya saing kita untuk ekspor ke negara tersebut meningkat," kata Bob.
Tidak itu saja, peningkatan ekspor yang terbentuk dari banyaknya FTA akan mendongkrak keekonomian produk yang dibuat.
Namun Bob juga menyebutkan faktor lain yang menjadi penentu daya saing dan peningkatan ekspor. Selain mengenai izin ekspor dari para pemegang merek (prinsipal), struktur kedalaman industri otomotif yang dibangun di dalam negeri juga harus kuat.
Hal itu penting agar biaya produksi juga lebih bersaing, akibat banyak bahan baku dan pemasok komponen ada di dalam negeri.
"Satu lagi, bagaimana (kendaraan) yang dipasarkan di dalam negeri juga sama dengan standar global," kata Bob.
TMMIN sendiri, menurut dia, terus berupaya meningkatkan daya saing produksi dan mencari peluang ekspor.
Sampai semester pertama 2017, TMMIN telah mengekspor kendaraan ke lebih dari 80 negara dengan total volume 99.000 unit mobil utuh (CBU), terdiri dari Fortuner (33.000 unit), Vios (15.000) unit, Kijang Innova (6.000 unit) serta Yaris dan Sienta (4.000 unit).
Selain itu ada juga ekspor mobil hasil produksi PT Astra Daihatsu Motor yang berada dalam grup Toyota Indonesia yaitu Avanza, Rush, Town/Lite Ace, dan Agya (41 ribu unit).
TMMIN juga mengekspor kendaraan secara terurai (CKD) sebanyak 24 ribu unit, mesin tipe TR dan NR baik bensin maupun etanol sebanyak 68 ribu unit, dan suku cadang kendaraan mencapai 48 juta komponen.
Pewarta : Risbiani Fardaniah
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kampanye World Cleanup Day,pengunjung CFD di Semarang diajak pilah sampah
24 September 2024 14:09 WIB
Car free day, Pemkab Batang gunakan untuk optimalkan layanan kesehatan
30 October 2023 8:20 WIB, 2023
Terpopuler - OTOMOTIF
Lihat Juga
Nissan Perkirakan Laba Operasional Turun Setelah Ada Skandal "Inspeksi"
09 November 2017 14:44 WIB, 2017
Inilah Mitsubishi Punya 11 Model Baru, Dikeluarkan Bertahap Sampai 2020
05 November 2017 8:48 WIB, 2017
Pertama Kali di Dunia, Ferrari Perkenalkan FXX-K Evo, yang Produksinya Terbatas
02 November 2017 12:10 WIB, 2017
Banyak Model Baru oleh Manufaktur Mobil, Permintaan LGCC jadi Menguat di Indonesia
02 November 2017 12:04 WIB, 2017
Mitsubishi Memperkenalkan Eclipse Cross sebagai Model Global Pertama
02 November 2017 10:12 WIB, 2017