Perintah Duterte Kepada Polisi: Yang Melawan Bunuh Saja
Senin, 28 Agustus 2017 14:18 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Reuters)
Manila, ANTARA JATENG - Presiden Filipina Rodrigo Duterte berkata kepada
polisi hari ini bahwa mereka dibolehkan membunuh "para idiot" yang
melawan saat ditangkap. Padahal dua hari sebelumnya telah terjadi
demonstrasi dari ratusan orang yang memakamkan seorang remaja usia
sekolah yang tewas akibat perang melawan narkotika yang dilancarkan
Duterte.
"Tugas Anda memungkinkan Anda menghadapi perlawanan dari orang yang hendak Anda tangkap...jika dia melawan dan perlawanan ini disertai kekerasan, maka Anda bebas mematikan idiot-idiot ini, itulah perintah saya kepada Anda," kata Duterter kepada polisi Filipina seperti dikutip Reuters.
Duterte menambahkan bahwa pembunuhan semena-mena memang tidak dibolehkan sehingga polisi tetap berpijak pada aturan saat menunaikan tugas.
Duterte melancarkan perang antinarkotika setelah berkuasa Juni tahun lalu menyusul kampanye selama Pemilu di mana dia telah berjanji untuk memberantas kejahatan dan narkotika.
Pembunuhan remaja yang masih sekolah bernama Kian Loyd delos Santos oleh polisi antinarkotika pada 16 Agustus itu telah memicu kemarahan publik.
Sekitar 1.000 orang, termasuk biarawati, pendeta dan ratusan anak-anak, mengikuti pemakaman sang remaja Sabtu pekan lalu. Acara pemakaman ini berubah menjadi unjuk rasa menentang perang melawan narkotika yang dilancarkan Duterte.
Menuru sejumlah saksi mata, Delos Santos diseret oleh polisi-polisi berpakaian preman sebelum ditambak kepalanya sampai mati. Sebaliknya polisi beralasan tembak mati itu adalah upaya bela diri polisi setelah delos Santos menembaki polisi saat ditangkap.
"Tugas Anda memungkinkan Anda menghadapi perlawanan dari orang yang hendak Anda tangkap...jika dia melawan dan perlawanan ini disertai kekerasan, maka Anda bebas mematikan idiot-idiot ini, itulah perintah saya kepada Anda," kata Duterter kepada polisi Filipina seperti dikutip Reuters.
Duterte menambahkan bahwa pembunuhan semena-mena memang tidak dibolehkan sehingga polisi tetap berpijak pada aturan saat menunaikan tugas.
Duterte melancarkan perang antinarkotika setelah berkuasa Juni tahun lalu menyusul kampanye selama Pemilu di mana dia telah berjanji untuk memberantas kejahatan dan narkotika.
Pembunuhan remaja yang masih sekolah bernama Kian Loyd delos Santos oleh polisi antinarkotika pada 16 Agustus itu telah memicu kemarahan publik.
Sekitar 1.000 orang, termasuk biarawati, pendeta dan ratusan anak-anak, mengikuti pemakaman sang remaja Sabtu pekan lalu. Acara pemakaman ini berubah menjadi unjuk rasa menentang perang melawan narkotika yang dilancarkan Duterte.
Menuru sejumlah saksi mata, Delos Santos diseret oleh polisi-polisi berpakaian preman sebelum ditambak kepalanya sampai mati. Sebaliknya polisi beralasan tembak mati itu adalah upaya bela diri polisi setelah delos Santos menembaki polisi saat ditangkap.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dua Tim Inovasi PT Semen Gresik raih "excellent" pada IQPC 2024 di Filipina
18 September 2024 16:42 WIB
Seniman Indonesia dan Filipina berkolaborasi pameran seni rupa di Borobudur
20 March 2023 9:21 WIB, 2023
Presiden Filipina tak akan minta maaf atas kematian dalam perang antinarkoba
05 January 2022 9:26 WIB, 2022