Kepindahan Mbappe Sisakan Teka-teki di Kepala Petinggi Monaco
Senin, 4 September 2017 14:36 WIB
Bintang muda Prancis, Kylian Mbappe, saat masih membela AS Monaco dan merayakan golnya ke gawang Manchester City dalam laga pertama putaran 16 besar Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Rabu (22/2/2017) dini hari WIB. (twitter.com/C
Jakarta, ANTARA JATENG - Bintang muda sepak bola Prancis, Kylian
Mbappe, sukses hijrah dari AS Monaco ke klub juara bertahan sekaligus
pesaing utama di kancah Liga Prancis, Paris Saint-Germain, berstatus
pemain pinjaman selama semusim.
Kepindahan itu
juga mencantumkan klausul opsi pembelian permanen yang disebut-sebut
harian lokal Prancis, L'Equipe, berbanderol senilai 180 juta euro atau
sekira 214 juta dolar AS.
Hijrahnya Mbappe,
diakui Wakil Presiden AS Monaco, Vadim Vasilyev, sebagai kesepakatan
transfer paling sukses sepanjang sejarah sepak bola, namun demikian
pebisnis Rusia itu tak pelak menyisakan teka-teki bagaimana kepindahan
tersebut bisa berlangsung mulus tanpa melanggar regulasi Financial Fair
Play (FFP) yang diterapkan badan sepak bola Eropa, UEFA.
"Itu
kesepakatan yang sangat pelik. Idealnya kami tidak ingin pemain pergi
ke klub lawan. Saya memiliki hubungan yang baik dengan Mbappe dan
ayahnya yang berperan sebagai agen. Ketika saya mendengar penjelasan
mereka, saya menerimanya dan kami memulai negosiasi yang alot dan
melelahkan dengan PSG. Saya pikir ini berakhir menjadi kesepakatan
tersukses sepanjang sejarah sepak bola," katanya sebagaimana dilansir
kantor berita Rusia, TASS, Senin.
"Kami sampai
sekarang masih tidak mengerti bagaimana caranya menyepakati transfer ini
mengingat UEFA punya segudang pertanyaan soal kesesuaian dengan
regulasi FFP," ujarnya menambahkan.
Isu
kesesuaian aktivitas klub dengan regulasi FFP disebut Vasilyev masih
akan menjadi topik terpanas yang bakal banyak dibicarakan di seputar
sepak bola Eropa.
Vasilyev memang tak
menyebutkannya, namun PSG juga baru saja menyelesaikan transfer dengan
banderol termahal sepanjang sejarah saat mendatangkan Neymar dari
Barcelona bermahar tak kurang dari 222 juta euro sebelum memperoleh
Mbappe.
FFP yang diregulasikan Komite Eksekutif
UEFA pada 2009 dan berlaku 2011 mengharuskan setiap klub peserta
kompetisi di bawah UEFA harus membuktikan bahwa mereka tak memiliki
hutang kepada klub lain, pemainnya maupun tunggakan pajak.
Klub juga wajib membuktikan bahwa mereka tidak mengeluarkan uang belanja lebih besar dari pendapatan yang mereka peroleh.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024