Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Pertemuan OPEC
Selasa, 26 September 2017 6:48 WIB
Ilustrasi-Harga Minyak (ANTARA FOTO/Grafis)
New York, ANTARA JATENG - Harga minyak dunia melonjak pada Senin (Selasa
pagi WIB), setelah produsen-produsen minyak utama mengatakan dalam
sebuah pertemuan di Wina, Austria, bahwa pasar global sedang dalam
perjalanan menuju penyeimbangan kembali.
Dilaporkan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan beberapa produsen minyak utama lainnya telah mengurangi produksi sekitar 1,8 juta barel per hari sejak awal 2017, membantu menaikkan harga minyak sekitar 15 persen dalam tiga bulan terakhir.
Menteri perminyakan Kuwait, yang memimpin pertemuan Jumat di antara para produsen minyak utama, mengatakan bahwa pengurangan produksi membantu memangkas persediaan minyak mentah global ke rata-rata lima tahun mereka, target yang ditetapkan oleh OPEC.
Sementara itu, menteri energi Rusia mengatakan tidak ada keputusan yang diharapkan sebelum Januari mendatang, meskipun menteri-menteri lain menyarankan agar keputusan semacam itu dapat diambil sebelum akhir tahun ini, menurut Reuters.
Selain itu, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS turun empat rig menjadi total 744 rig pada minggu ini, menurut data yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (22/9).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, bertambah 1,56 dolar AS menjadi menetap di 52,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik 2,16 dolar AS menjadi ditutup pada 59,02 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian laporan Xinhua.
Dilaporkan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan beberapa produsen minyak utama lainnya telah mengurangi produksi sekitar 1,8 juta barel per hari sejak awal 2017, membantu menaikkan harga minyak sekitar 15 persen dalam tiga bulan terakhir.
Menteri perminyakan Kuwait, yang memimpin pertemuan Jumat di antara para produsen minyak utama, mengatakan bahwa pengurangan produksi membantu memangkas persediaan minyak mentah global ke rata-rata lima tahun mereka, target yang ditetapkan oleh OPEC.
Sementara itu, menteri energi Rusia mengatakan tidak ada keputusan yang diharapkan sebelum Januari mendatang, meskipun menteri-menteri lain menyarankan agar keputusan semacam itu dapat diambil sebelum akhir tahun ini, menurut Reuters.
Selain itu, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS turun empat rig menjadi total 744 rig pada minggu ini, menurut data yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (22/9).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, bertambah 1,56 dolar AS menjadi menetap di 52,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, naik 2,16 dolar AS menjadi ditutup pada 59,02 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian laporan Xinhua.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mengubah masalah menjadi peluang: Konsumsi berkelanjutan minyak jelantah untuk kesehatan, lingkungan, dan ekonomi
07 December 2025 22:58 WIB
Pemkab Banyumas dorong UMKM kembangkan produk turunan berbahan minyak sawit
24 November 2025 22:36 WIB
Bulog Surakarta serentak salurkan bantuan pangan beras dan minyak di Solo Raya
07 November 2025 20:16 WIB
Kepolisian limpahkan berkas kebakaran sumur minyak tewaskan lima orang ke Kejari Blora
28 October 2025 9:02 WIB
BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor
23 October 2025 18:55 WIB
Pemprov Jateng tunggu verifikasi Kementerian ESDM soal sumur minyak ilegal
22 October 2025 15:44 WIB
Terbitnya Permen ESDM 14/2025 picu munculnya titik sumur minyak baru di Blora
17 October 2025 12:49 WIB
HMP Kesmas UMS edukasi pengelolaan limbah minyak jelantah untuk cegah pencemaran
15 October 2025 16:51 WIB