2.151 Orang Tewas Akibat Wabah Kolera di Yaman
Minggu, 8 Oktober 2017 15:59 WIB
Dokumen foto seorang ibu di Sanaa, Ibu Kota Yaman, menjaga anaknya yang terserang kolera di negara yang tengah dilanda konflik berkepanjangan itu. (Reuters)
Sana'a, Yaman, ANTARA JATENG - Jumlah korban jiwa akibat kolera di negara
yang dicabik perang, Yaman, telah naik menjadi 2.151 orang sejak
penyakit itu mewabah pada akhir April, kata Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Sabtu.
Sebanyak 800.626 orang dari 22 provinsi dari total 23 provinsi di negeri itu telah terinfeksi menurut WHO dalam pernyataan yang dibagikan kepada media lokal.
Jumlah korban jiwa telah bertambah 24 dibandingkan dengan yang dilaporkan WHO satu pekan lalu, sedangkan kasus dugaan infeksi telah naik 33.102.
Kebanyakan orang yang meninggal dilaporkan berasal dari Provinsi Hajjah di Yaman Utara, sementara sebagian besar kasus infeksi dilaporkan berasal dari Provinsi Hodeidah di pantai Laut Merah, keduanya dikuasai gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Pekan lalu, Komite Palang Merah Internasional memperkirakan wabah itu akan berdampak pada satu juta orang sampai akhir tahun ini.
Perang di Yaman, yang telah berlangsung selama lebih dari dua-setengah tahun, telah menghancurkan banyak sistem kebersihan dan pengairan di negeri tersebut.
Lebih dari separuh fasilitas kesehatan di Yaman tak berfungsi, dan sebanyak 15 juta orang tak memiliki akses ke air yang aman serta layanan kesehatan dasar.
Perang juga telah mendorong negeri itu ke ambang kelaparan, dengan 385.000 anak diperkirakan menderita kurang gizi akut, menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk terserang kolera dan diare akut menurut badan-badan PBB, demikian siaran kantor berita Xinhua.
Sebanyak 800.626 orang dari 22 provinsi dari total 23 provinsi di negeri itu telah terinfeksi menurut WHO dalam pernyataan yang dibagikan kepada media lokal.
Jumlah korban jiwa telah bertambah 24 dibandingkan dengan yang dilaporkan WHO satu pekan lalu, sedangkan kasus dugaan infeksi telah naik 33.102.
Kebanyakan orang yang meninggal dilaporkan berasal dari Provinsi Hajjah di Yaman Utara, sementara sebagian besar kasus infeksi dilaporkan berasal dari Provinsi Hodeidah di pantai Laut Merah, keduanya dikuasai gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Pekan lalu, Komite Palang Merah Internasional memperkirakan wabah itu akan berdampak pada satu juta orang sampai akhir tahun ini.
Perang di Yaman, yang telah berlangsung selama lebih dari dua-setengah tahun, telah menghancurkan banyak sistem kebersihan dan pengairan di negeri tersebut.
Lebih dari separuh fasilitas kesehatan di Yaman tak berfungsi, dan sebanyak 15 juta orang tak memiliki akses ke air yang aman serta layanan kesehatan dasar.
Perang juga telah mendorong negeri itu ke ambang kelaparan, dengan 385.000 anak diperkirakan menderita kurang gizi akut, menempatkan mereka pada risiko lebih besar untuk terserang kolera dan diare akut menurut badan-badan PBB, demikian siaran kantor berita Xinhua.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Generali Indonesia bayarkan Rp4,5 miliar klaim nasabah kanker di Semarang
11 September 2024 8:03 WIB
Tren proteksi berubah, Generali Indonesia sinergi Bank Victoria luncurkan BeSMART Lite
16 August 2024 7:50 WIB