Israel Temukan Bukti Rusia Manfaatkan Kaspersky untuk Meretas
Rabu, 11 Oktober 2017 11:53 WIB
Kaspersky Lab (HO/ Kaspersky Lab)
Washington, ANTARA JATENG - Dinas intelijen Israel yang memata-matai
peretas-peretas pemerintah Rusia menemukan bukti bahwa Rusia telah
menggunakan software antivirus Kaspersky Lab yang juga digunakan oleh 400 juta orang di seluruh dunia, termasuk lembaga-lembaga pemerintahan AS.
Para agen Israel yang dua tahun lalu meretas jejaring Kaspersky kemudian memperingatkan AS akan pembobolan yang dilakukan Rusia, lapor New York Times seperti dikutip Reuters.
Laporan ini pula yang memicu keluarnya keputusan Washington bulan lalu yang berisi perintah mencabut software Kaspersky dari komputer-komputer pemerintah.
Washington Post juga melaporkan bahwa para agen rahasia Israel mendapati bukti dalam jejaring tool peretasan Kaspersky yang mungkin berasal dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Setelah diselidiki, NSA mendapatkan bukti bahwa tool-tool itu dimiliki pemerintah Rusia, tulis The Post.
Akhir bulan lalu, Dewan Intelijen Nasional AS menuntaskan laporan rahasia yang dibagikan ke sekutu-sekutu AS di NATO, di mana laporan ini menyimpulkan bahwa dinas intelijen Rusia FSB memiliki akses ke database pelanggan dan kode source Kaspersky.
Akses seperti itu telah membuat Rusia bisa melancarkan serangan siber ke pemerintah AS, dan jejaring-jejaring yang mengendalikan perdagangan dan industri AS.
New York Times malaporkan bahwa Rusia telah mencuri dokumen-dokumen rahasia dari seorang staf NSA dengan cara menginstal software antivirus Kaspersky.
Kaspersky Lab sendiri membantah mengetahui ulah peretas Rusia itu, sedangkan badan-badan intelijen AS menyimpulkan bahwa tahun lalu Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan operasi digital untuk membantu mengantarkan Donald Trump ke Gedung Putih, demikian Reuters.
Para agen Israel yang dua tahun lalu meretas jejaring Kaspersky kemudian memperingatkan AS akan pembobolan yang dilakukan Rusia, lapor New York Times seperti dikutip Reuters.
Laporan ini pula yang memicu keluarnya keputusan Washington bulan lalu yang berisi perintah mencabut software Kaspersky dari komputer-komputer pemerintah.
Washington Post juga melaporkan bahwa para agen rahasia Israel mendapati bukti dalam jejaring tool peretasan Kaspersky yang mungkin berasal dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Setelah diselidiki, NSA mendapatkan bukti bahwa tool-tool itu dimiliki pemerintah Rusia, tulis The Post.
Akhir bulan lalu, Dewan Intelijen Nasional AS menuntaskan laporan rahasia yang dibagikan ke sekutu-sekutu AS di NATO, di mana laporan ini menyimpulkan bahwa dinas intelijen Rusia FSB memiliki akses ke database pelanggan dan kode source Kaspersky.
Akses seperti itu telah membuat Rusia bisa melancarkan serangan siber ke pemerintah AS, dan jejaring-jejaring yang mengendalikan perdagangan dan industri AS.
New York Times malaporkan bahwa Rusia telah mencuri dokumen-dokumen rahasia dari seorang staf NSA dengan cara menginstal software antivirus Kaspersky.
Kaspersky Lab sendiri membantah mengetahui ulah peretas Rusia itu, sedangkan badan-badan intelijen AS menyimpulkan bahwa tahun lalu Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan operasi digital untuk membantu mengantarkan Donald Trump ke Gedung Putih, demikian Reuters.
Pewarta : Reuters
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - IT
Lihat Juga
Bidik generasi muda, BSI gelar literasi digital di sejumlah pusat perbelanjaan Jabodetabek
22 November 2024 13:23 WIB