Babak Baru Perundingan Suriah Akan Dimulai 28 November 2017
Jumat, 27 Oktober 2017 14:14 WIB
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura. (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB, Amerika Serikat, ANTARA JATENG - Babak
baru perundingan pimpinan PBB guna mengakhiri perang enam tahun Suriah
akan digelar di Jenewa mulai 28 November, kata utusan khusus PBB Staffan
de Mistura pada Kamis (26/10).
Perundingan itu akan menindaklanjuti pertemuan pekan depan di ibu kota Kazakhstan, Astana, antara Rusia, Iran dan Turki yang juga ditujukan guna mencapai sebuah penyelesaian.
De Mistura mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dengan kekalahan ISIS di benteng mereka di Raqa dan Deir Ezzor, proses perdamaian Suriah telah mencapai "saat yang menentukan".
"Kita perlu mengajak pihak-pihak ini melakukan perundingan nyata," kata De Mistura.
Tujuh putaran perundingan hanya mencapai kemajuan tambahan menuju suatu perjanjian politik, dengan negosiasi mengalami kebuntuan soal nasib Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Oposisi menuntut penyelesaian yang mencakup transisi kekuasaan untuk mengakhiri pemerintahan Assad, namun saat pasukan pemerintah menang di medan perang, kecil kemungkinan akan ada terobosan mengenai isu tersebut.
Perundingan di Jenewa – putaran kedelapan negosiasi yang digalang PBB – harus fokus pada langkah-langkah menuju pembuatan konstitusi baru dan pelaksanaan pemilu di bawah pengawasan PBB di Suriah, kata De Mistura sebagaimana dikutip AFP.
Konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 330.000 orang dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan rumah mereka.
Perundingan itu akan menindaklanjuti pertemuan pekan depan di ibu kota Kazakhstan, Astana, antara Rusia, Iran dan Turki yang juga ditujukan guna mencapai sebuah penyelesaian.
De Mistura mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dengan kekalahan ISIS di benteng mereka di Raqa dan Deir Ezzor, proses perdamaian Suriah telah mencapai "saat yang menentukan".
"Kita perlu mengajak pihak-pihak ini melakukan perundingan nyata," kata De Mistura.
Tujuh putaran perundingan hanya mencapai kemajuan tambahan menuju suatu perjanjian politik, dengan negosiasi mengalami kebuntuan soal nasib Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Oposisi menuntut penyelesaian yang mencakup transisi kekuasaan untuk mengakhiri pemerintahan Assad, namun saat pasukan pemerintah menang di medan perang, kecil kemungkinan akan ada terobosan mengenai isu tersebut.
Perundingan di Jenewa – putaran kedelapan negosiasi yang digalang PBB – harus fokus pada langkah-langkah menuju pembuatan konstitusi baru dan pelaksanaan pemilu di bawah pengawasan PBB di Suriah, kata De Mistura sebagaimana dikutip AFP.
Konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 330.000 orang dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan rumah mereka.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pemprov Jateng siapkan bantuan untuk korban gempa di Turki dan Suriah
09 February 2023 12:24 WIB, 2023
Dari Facebook, keluarga temukan Maharani setelah 11 tahun hilang di Suriah
22 September 2019 8:25 WIB, 2019