Magelang, ANTARA JATENG - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Swayamvara Tripitaka Gatha (STG) ke-10 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis.
Kegiatan yang berlangsung pada 2-5 November 2017 itu diikuti 1.600 peserta dari 32 provinsi di Indonesia.
Menag dalam sambutannya berharap STG yang telah membudaya di tengah masyarakat Buddha ini selain bisa berkembang dari segi syiar dan kualitas penyelenggaraannya juga dapat mewarnai wajah umat Buddha dan Bangsa Indonesia.
Ia mengatakan STG nasional harus mampu membumikan darma yang mulia sehingga lebih dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ia menuturkan tujuan diselenggarakannya STG bukanlah hanya prestasi semata, namun yang lebih utama lagi adalah bagaimana membumikan darma ajaran Buddha, menjadikan Buddha darma sebagai nafas, sekaligus sebagai pegangan hidup yang hakiki dan sebagai kepribadian umat Buddha.
"Saya berharap hakikat, makna, dan tujuan STG dapat dipegang teguh sehingga Buddha darma benar-benar dapat diresapi, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, karena ketika digaungkan darma Buddha maka sebenarnya sedang diagungkan nilai-nilai kemanusiaan, mengedepankan kesalehan sosial, pembelaan pada yang lemah, mengutamakan pembelaan pada yang miskin, bukan nilai-nilai keserakahan seperti mengumpulkan harta.
Ia mengatakan mencermati dan mengkaji perkembangan agama Buddha pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya merupakan tantangan tersendiri bagi umat Buddha Indonesia untuk menjadikan agama Buddha Indonesia sebagai sumber pemikiran agama Buddha di dunia. Menjadi sumber pembelajaran agama Buddha dunia.
"Negara-negara lain juga harus melihat dan belajar agama Buddha dari Indonesia, karena agama Buddha di Indonesia pernah mengalami masa kejayaannya dan sekarang walaupun tidak menjadi umat yang mayoritas di Indonesia, namun senantiasa memberikan kontribusi secara nyata dalam ikut mewujudkan Indonesia yang rukun, damai, dan harmonis," katanya.
Berkenaan dengan tema penyelenggaraan STG ke-10 yang mengusung tema revolusi mental, Menag mengutip darma ajaran Buddha yang mengajarkan kebenaran dan kemoralan.
Ia mengatakan darma itu dilaksanakan dalam bentuk praktik kesusilaan ketekunan pikiran dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
"Dari sini kita dapat melihat masih banyak manusia yang sering mengabaikan hal yang sepatutnya dilakukan. Menggantungkan cita-cita setinggi langit memang baik tetapi lebih baik lagi jika orang berpikir dan melaksanakan bagaimana cara yang tepat untuk mencapainya," katanya.
Ia mengatakan kerja keras, rajin, semangat hidup, pantang menyerah, kejujuran dan kasih sayang merupakan cara terbaik untuk meraih kenyamanan, kedamaian, nama baik, kepercayaan, dan persaudaraan.
Ia menuturkan selama manusia masih memiliki keadaan pikiran yang serakah, memendam benci dan egoistis, kehidupan manusia sangatlah tidak nyaman. Orang yang egoistis akan memiliki pandangan hidup yang keliru, tidak dapat membedakan antara benar dan salah bahkan memiliki pandangan eksklusif dan tidak toleran.
Menag Buka Swayamvara Tripitaka Gatha di Borobudur
Kamis, 2 November 2017 17:31 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kiri) memukul genta dalam pembukaan Swayamvara Tripitaka Gatha (GTM) ke-10 di Taman Lumbini Candi Borobudur, Magelang, Kamis (2/11/2017) (Foto: ANTARAJATENG.COM/Heru Suyitno)
Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024