Jakarta, ANTARA JATENG- Setelah penantian selama 5 tahun, band Payung
Teduh akhirnya meluncurkan album terbaru, "Ruang Tunggu" hari ini.
Album ini sekaligus menjadi album terakhir bersama vokalis Mohammad Istiqamah Djamad atau Is.
"Memang
ini merupakan album terakhir Payung Teduh bersama saya, namun Payung
Teduh tetap akan berjalan. Payung Teduh harus tetap berkarya dan
menyongsong ruang tunggu-ruang tunggu dengan penuh kejutan," tutur Is di
Jakarta, Selasa.
Is mengatakan "Ruang Tunggu" berisi 9 lagu
dan menjadi album ketiga Payung Teduh setelah "Dunia Batas" (2012) dan
"Self Titled" (2010).
Proses pengerjaan album ini dimulai 2014
lalu. Di dalamnya ada berbagai hal berbeda mulai dari pemilihan gaya
bermusik, instrumen, persiapan lirik, rasa, warna dan hasrat bermusik.
Sejumlah
musisi ikut terlibat dalam "Ruang Tunggu" sebut aja Adink Permana,
produser sekaligus musisi asal Malaysia Noh Saleh, gitaris Denny
Chasmala (khusus lagu Muram), Sadrach Lukas, Gatut Santoso (lagu Akad).
Lalu,
Alvin Witarsa, Dika Brasnuckle, Harry Winanto dan Ichamalia (Rizka
Amalia), yang berduet di lagu "Sisa Kebahagiaan" dan "Mari Bercerita".
Para
personel Payung Teduh mengungkapkan semua lagu dalam album berdasarkan
pengalaman pribadi, bukan pengandaian. Sumber yang paling ringan yakni
film yang sangat berbekas di hati.
Payung Teduh bermula dari dua sahabat pemusik di Teater Pagupon yang senang kongkow bareng di kantin Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIPB UI). Kedua sohib itu adalah Mohammad Istiqamah Djamad (Is) dan Comi Aziz Kariko, yang juga dikenal bermusik di selasar kampus FIPB UI.
Perlahan namun pasti, keduanya mengisi acara musik di tepi danau Kampus UI hingga diundang ke berbagai kegiatan di luar kampus.
Berada
di bawah nama Payung Teduh mulai 2007 dengan formasi awal Is dan Comi,
kemudian 2008 mereka mengajak Alejandro Saksakame alias Cito bergabung
sebagai penggebuk drum, serta 2010 melibatkan Ivan Penwyn bergabung
sebagai pemain gitaris. Akhirnya, Ichamalia (Rizka Amalia) pun menjadi
vokalisnya.(Editor : Kunto Wibisono).