Jakarta, ANTARA JATENG - Grup band indie Payung Teduh, baru saja merilis album ketiganya yang berjudul "Ruang Tunggu". Yang membuatnya berbeda adalah album ini diedarkan di KFC!
Seperti diketahui, musisi-musisi Indonesia banyak yang menjual albumnya di toko ayam. Tapi kebanyakan adalah band-band yang disebut mainstream. Sementara Payung Teduh, bisa dibilang jauh dari kata itu.
"Kenapa kerja sama dengan KFC? Biar laris, enggak cuma mencakup pendengar kita yang itu-itu aja. Karena banyak sekali justifikasi yang terlalu tajam secara personal atau secara band tentang keikutsertaan kami di KFC," ungkap Is, sang vokalis dalam jumpa pers di KFC Kemang, Jakarta, Seperti dikutip laman hiburan Gohitz.com.
Dia menambahkan, "Padahal tadi sudah dibilang enggak ada yang diatur, kecuali soal kontrak distribusi. Jadi mimpi KFC sebenarnya ingin memperlebar sayap Payung Teduh dan kita juga mau itu."
Pria yang awal tahun 2018 sudah tidak lagi bersama Payung Teduh ini, juga menyampaikan keheranannya karena Payung Teduh dianggap sebagai band mainstream. Padahal, mereka menegaskan hanya menitip edar album saja di label Jagonya Musik Indonesia (JMI).
"Itu yang saya bingung. Mainstream itu dalam artian apa? Karena pada akhirnya anak-anak indie bikin CD jualan merch, punya toko sendiri. DIY itukan cara memproduksinya sama aja, Payung Teduh juga pakai uang kas untuk bikin album ini kok. Produksi juga pakai uang kas Payung Teduh. Enggak ada eksekutif produser yang mendanai, tapi memang untuk duplikasi CD atau distribusi kita serahkan ke JMI," papar pemilik nama asli Mohammad Istiqamah Djamad itu.
Album "Ruang Tunggu" juga merupakan album terakhir Payung Teduh bersama Is. Sebab per 1 Januari 2018, kontrak Is dengan Payung Teduh sudah berakhir dan dia hanya akan melakukan promo album saja bersama bandnya. Setelah itu, Is akan bersolo karir.
"Ruang Tunggu" sendiri, terdiri dari sembilan lagu, yakni "Akad", "Diatas Meja", "Selalu Muda", "Mari Bercerita", "Muram", "Puan Bermain Hujan", "Sisa Kebahagiaan", "Kita Hanya Sebentar" dan "Kerinduan".