Kerajinan kuningan asal Solo jajal pasar nasional
Senin, 15 Januari 2018 20:07 WIB
Yuli dengan kerajinan kuningan produksinya. (Foto: Aris Wasita)
Solo (Antaranews Jateng) - Kerajinan berbahan baku kuningan asal Kota Solo mulai menjajal pasar nasional seiring dengan permintaan pesanan yang terus meningkat.
"Saya mulai merintis kerajinan ini sejak enam tahun yang lalu, hingga saat ini pesanan terus ada karena pesaing kalau dari Solo masih sedikit," kata pengrajin Yuli Wijayasari di Solo, Senin.
Pemilik Abels Ethnic Exotic Handmade Accessories ini mengatakan keunggulan dari produk yang dihasilkannya adalah dilapisi oleh emas. Dengan demikian, hasilnya pun terlihat lebih mewah.
"Karena ini murni kerajinan tangan dan masih menggunakan teknik tempa, dalam satu bulan saya belum bisa memproduksi banyak. Baru sekitar 50-100 biji," katanya.
Oleh karena itu, warga Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta ini belum tertarik untuk menjajaki pasar luar negeri karena ingin terlebih dahulu mengoptimalkan pasar dalam negeri.
"Sejauh ini kami masih melakukan pemasaran melalui pameran dan `reseller`. Untuk produksinya kami masih berdasarkan pesanan," katanya.
Ia mengatakan untuk pesanan yang diterima kebanyakan adalah bros, liontin, kalung, giwang, dan gelang. Menurut dia, agar terlihat makin menarik, produk dari kuningan tersebut dihiasi juga dengan batu alam.
"Untuk batu alam ini kami mendatangkan dari Pacitan dan Wonogiri. Sejauh ini kami tidak masalah dengan bahan baku, semua masih gampang dicari," katanya.
Meski saat ini produksinya masih terbatas, pihaknya ingin terus memperluas pasar agar produknya yang berharga mulai Rp100 ribu hingga jutaan ini makin terkenal di Indonesia.
"Saya mulai merintis kerajinan ini sejak enam tahun yang lalu, hingga saat ini pesanan terus ada karena pesaing kalau dari Solo masih sedikit," kata pengrajin Yuli Wijayasari di Solo, Senin.
Pemilik Abels Ethnic Exotic Handmade Accessories ini mengatakan keunggulan dari produk yang dihasilkannya adalah dilapisi oleh emas. Dengan demikian, hasilnya pun terlihat lebih mewah.
"Karena ini murni kerajinan tangan dan masih menggunakan teknik tempa, dalam satu bulan saya belum bisa memproduksi banyak. Baru sekitar 50-100 biji," katanya.
Oleh karena itu, warga Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta ini belum tertarik untuk menjajaki pasar luar negeri karena ingin terlebih dahulu mengoptimalkan pasar dalam negeri.
"Sejauh ini kami masih melakukan pemasaran melalui pameran dan `reseller`. Untuk produksinya kami masih berdasarkan pesanan," katanya.
Ia mengatakan untuk pesanan yang diterima kebanyakan adalah bros, liontin, kalung, giwang, dan gelang. Menurut dia, agar terlihat makin menarik, produk dari kuningan tersebut dihiasi juga dengan batu alam.
"Untuk batu alam ini kami mendatangkan dari Pacitan dan Wonogiri. Sejauh ini kami tidak masalah dengan bahan baku, semua masih gampang dicari," katanya.
Meski saat ini produksinya masih terbatas, pihaknya ingin terus memperluas pasar agar produknya yang berharga mulai Rp100 ribu hingga jutaan ini makin terkenal di Indonesia.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Hari Raya Galungan dan Kuningan, Menag sapa umat Hindu Indonesia di Jepang
30 September 2024 13:12 WIB
Tabrak truk di Gerbang Tol Kuningan 2 Jakarta Selatan, pengemudi Porsche tewas
19 June 2024 10:25 WIB
Kabareskrim duga Pelaku Pesta Narkoba Apartemen Kuningan Terkait Jaringan LP
03 August 2015 15:09 WIB, 2015
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Wapres Gibran tekankan pemberdayaan ekonomi lokal melalui pelestarian budaya
23 February 2025 22:11 WIB