Penyerapan beras Bulog masih mengacu Inpres 2015
Selasa, 23 Januari 2018 17:29 WIB
Kepala Bulog Sub Divre III Surakarta Titov Agus Sabelia (Foto: ANTARAJATENG.COM/Aris Wasita Widiastuti)
Solo (Antaranews Jateng) - Penyerapan beras oleh Perum Bulog pada tahun ini masih mengacu Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5/Tahun 2015, yaitu Rp3.700/kg untuk gabah kering panen dan Rp7.300/kg untuk beras.
"Memang harga gabah kering panen di tingkat petani masih cukup tinggi, dari hasil pantauan kami di lapangan seperti Kabupaten Sragen harganya masih di kisaran Rp5.400-5.500/kg," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabela di Solo, Selasa.
Menurut dia, dengan harga tersebut sejauh ini khususnya di tahun 2018 Bulog belum dapat melakukan penyerapan. Meski demikian, ia tetap optimistis target penyerapan sebanyak 85.000 ton khusus di Soloraya pada tahun ini dapat tercapai.
Ia berharap dengan memasukinya musim panen raya pada pertengahan bulan Februari, harga gabah kering panen tersebut dapat turun sehingga Bulog dapat melakukan penyerapan.
Sementara itu, terkait dengan penyerapan beras tersebut sejauh ini pihaknya telah melakukan persiapan, di antaranya menyiapkan tiga tim satgas pengadaan dan mendata mitra kerja pengadaan.
"Khusus untuk mitra kerja pengadaan kami, sejauh ini ada sekitar 50 yang sudah mendaftarkan diri. Mereka ini dari penggilingan, gapoktan, dan pengusaha beras," katanya.
Sedangkan untuk kontrak pengadaan di masing-masing mitra kerja pengadaan belum dilakukan mengingat para mitra masih akan melihat kondisi panen pada bulan depan.
"Selama mereka bisa memproduksi banyak, tentu besaran kontrak juga makin banyak. Kami tidak memberikan batasan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti mengatakan untuk mengoptimalkan penyerapan beras oleh Bulog, diharapkan harga pokok pembelian (HPP) di tingkat petani dapat dinaikkan.
"Harapan kami HPP agar bisa dievaluasi karena sudah tahun ini HPP tidak mengalami kenaikan," katanya.
"Memang harga gabah kering panen di tingkat petani masih cukup tinggi, dari hasil pantauan kami di lapangan seperti Kabupaten Sragen harganya masih di kisaran Rp5.400-5.500/kg," kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabela di Solo, Selasa.
Menurut dia, dengan harga tersebut sejauh ini khususnya di tahun 2018 Bulog belum dapat melakukan penyerapan. Meski demikian, ia tetap optimistis target penyerapan sebanyak 85.000 ton khusus di Soloraya pada tahun ini dapat tercapai.
Ia berharap dengan memasukinya musim panen raya pada pertengahan bulan Februari, harga gabah kering panen tersebut dapat turun sehingga Bulog dapat melakukan penyerapan.
Sementara itu, terkait dengan penyerapan beras tersebut sejauh ini pihaknya telah melakukan persiapan, di antaranya menyiapkan tiga tim satgas pengadaan dan mendata mitra kerja pengadaan.
"Khusus untuk mitra kerja pengadaan kami, sejauh ini ada sekitar 50 yang sudah mendaftarkan diri. Mereka ini dari penggilingan, gapoktan, dan pengusaha beras," katanya.
Sedangkan untuk kontrak pengadaan di masing-masing mitra kerja pengadaan belum dilakukan mengingat para mitra masih akan melihat kondisi panen pada bulan depan.
"Selama mereka bisa memproduksi banyak, tentu besaran kontrak juga makin banyak. Kami tidak memberikan batasan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti mengatakan untuk mengoptimalkan penyerapan beras oleh Bulog, diharapkan harga pokok pembelian (HPP) di tingkat petani dapat dinaikkan.
"Harapan kami HPP agar bisa dievaluasi karena sudah tahun ini HPP tidak mengalami kenaikan," katanya.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PT Pertamina Patra Niaga JBT tanda tangani MoU dengan Perum Bulog Wilayah Magelang & Kedu
23 September 2024 15:49 WIB