Kredit macet perbankan di Solo turun jadi 1,62 persen
Selasa, 13 Februari 2018 8:50 WIB
Kepala Kantor OJK Surakarta Laksono Dwionggo (tengah) didampingi Kepala Divisi Pengembangan Wilayah BEI Hari Prasetyo kanan saat memberikan keterangan di Kantor OJK Surakarta. (Foto: Bambang Dwi Marwoto)
Solo (Antaranews Jateng) - Tingkat kredit macet tahun 2017 di Kota Solo mengalami penurunan seiring dengan kondisi perekonomian dalam negeri yang mulai membaik.
"Sebagai perbandingan, `non performing loan` (NPL) atau kredit macet di Kota Solo per Desember 2017 yaitu 1,62 persen atau turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 2,01 persen," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta Laksono Dwionggo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan jika dirinci, untuk NPL bank umum konvensional sebesar 1,68 persen, sedangkan bank umum syariah sebesar 1,01 persen. Sedangkan jika dirinci perwilayah, dikatakannya, untuk NPL terbaik di wilayah Soloraya yaitu Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali, dengan masing-masing NPL 0,83 persen, 1,03 persen, dan 1,27 persen.
"Kalau untuk Kota Solo masih yang paling tinggi, yaitu 1,86 persen," katanya.
Sementara itu, mengenai capaian kinerja, dikatakannya, hingga bulan Desember 2017 total aset untuk bank umum konvensional dan bank umum syariah mengalami kenaikan sebesar 8,71 persen dari Rp77,27 triliun menjadi Rp84,00 triliun.
Sedangkan untuk kredit, pihaknya mencatat ada kenaikan sebesar 8,21 persen dari Rp65,74 triliun menjadi Rp71,14 triliun.
"Selanjutnya untuk dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan sebesar 10,49 persen dari Rp57,75 triliun menjadi Rp63,81 triliun," katanya.
Ia mengatakan khusus peningkatan kredit jika dirinci antara bank umum konvensional dan syariah, capaian kenaikan paling tinggi terjadi pada bank umum syariah yang naik 18,74 persen dari Rp5,4 triliun menjadi Rp6,4 triliun.
"Kalau bank umum konvensional hanya naik 7,27 persen, yaitu dari Rp60,34 triliun menjadi Rp64,73 triliun," katanya.
Sedangkan untuk dana pihak ketiga, dikatakannya, pada bank umum syariah mengalami kenaikan sebesar 23,89 persen dari Rp4,07 triliun menjadi Rp5,05 triliun. Selanjutnya untuk bank umum konvensional naik sebesar 9,48 persen dari Rp53,67 triliun menjadi Rp58,76 triliun.
Pihaknya berharap prestasi capaian kinerja perbankan secara umum di Kota Solo dapat dipertahankan pada tahun ini.
"Pada dasarnya bank harus terus berekspansi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian sehingga masyarakat yang memperoleh fasilitas kredit bisa lebih banyak tetapi rasio NPL bisa tetap terjaga dengan baik," katanya.
"Sebagai perbandingan, `non performing loan` (NPL) atau kredit macet di Kota Solo per Desember 2017 yaitu 1,62 persen atau turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 2,01 persen," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta Laksono Dwionggo di Solo, Selasa.
Ia mengatakan jika dirinci, untuk NPL bank umum konvensional sebesar 1,68 persen, sedangkan bank umum syariah sebesar 1,01 persen. Sedangkan jika dirinci perwilayah, dikatakannya, untuk NPL terbaik di wilayah Soloraya yaitu Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali, dengan masing-masing NPL 0,83 persen, 1,03 persen, dan 1,27 persen.
"Kalau untuk Kota Solo masih yang paling tinggi, yaitu 1,86 persen," katanya.
Sementara itu, mengenai capaian kinerja, dikatakannya, hingga bulan Desember 2017 total aset untuk bank umum konvensional dan bank umum syariah mengalami kenaikan sebesar 8,71 persen dari Rp77,27 triliun menjadi Rp84,00 triliun.
Sedangkan untuk kredit, pihaknya mencatat ada kenaikan sebesar 8,21 persen dari Rp65,74 triliun menjadi Rp71,14 triliun.
"Selanjutnya untuk dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan sebesar 10,49 persen dari Rp57,75 triliun menjadi Rp63,81 triliun," katanya.
Ia mengatakan khusus peningkatan kredit jika dirinci antara bank umum konvensional dan syariah, capaian kenaikan paling tinggi terjadi pada bank umum syariah yang naik 18,74 persen dari Rp5,4 triliun menjadi Rp6,4 triliun.
"Kalau bank umum konvensional hanya naik 7,27 persen, yaitu dari Rp60,34 triliun menjadi Rp64,73 triliun," katanya.
Sedangkan untuk dana pihak ketiga, dikatakannya, pada bank umum syariah mengalami kenaikan sebesar 23,89 persen dari Rp4,07 triliun menjadi Rp5,05 triliun. Selanjutnya untuk bank umum konvensional naik sebesar 9,48 persen dari Rp53,67 triliun menjadi Rp58,76 triliun.
Pihaknya berharap prestasi capaian kinerja perbankan secara umum di Kota Solo dapat dipertahankan pada tahun ini.
"Pada dasarnya bank harus terus berekspansi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian sehingga masyarakat yang memperoleh fasilitas kredit bisa lebih banyak tetapi rasio NPL bisa tetap terjaga dengan baik," katanya.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Surakarta Wakili Calon Kota Percontohan Antikorupsi, Pj Gubernur : Dukung Pemerintahan Bersih
08 November 2024 13:22 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB