Sambut Nyepi, Menag imbau umat antisipasi intoleransi
Jumat, 16 Maret 2018 15:03 WIB
Menteri Agama RI Lukman Hakim pada acara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan (Foto: Aris Wasita)
Klaten (Antaranews Jateng) - Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengimbau seluruh umat beragama termasuk umat Hindu yang pada saat ini tengah bersiap merayakan Hari Raya Nyepi agar mengantisipasi peristiwa intoleransi.
"Setiap umat beragama wajib memperkokoh kerukunan dan mengantisipasi peristiwa intoleransi yang berpotensi memecah-belah persatuan," katanya di sela pelaksanaan Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan di Klaten, Jumat.
Ia mengatakan sebagai bangsa dengan kultur keberagaman yang sudah lama ada, sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat untuk merawat dan menginternalisasikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Saya juga berharap tema besar kali ini benar-benar bisa menjadi panduan, bukan hanya bersifat filosofis tetapi juga konkrit," katanya.
Pada kesempatan tersebut ia juga mengajak seluruh umat Hindu di manapun berada untuk menjadikan Hari Suci Nyepi sebagai sumber inspirasi dalam menata perbuatan, perkataan dan pikiran. Ia juga berharap dengan menata tiga hal tersebut umat Hindu mampu menghindari sifat-sifat kebatilan.
"Upacara ini bukan hanya bermakna pengorbanan tulus ikhlas kepada semesta tetapi juga kesadaran diri. Harapan saya ke depan umat Hindu mampu meningkatkan kualitas umat Hindu mulai dari pendidikan hingga ekonomi," katanya.
Menurut dia, pada saat menjalankan Nyepi, merupakan momentum umat Hindu untuk melakukan mawas diri dan refleksi tindakan pada masa lalu dan apa yang akan dilakukan di masa datang untuk meningkatkan kualitas diri sebagai umat beragama.
Sementara itu, ia juga berharap agar pada pelaksanaan Hari Raya Nyepi tersebut seluruh masyarakat yang tidak merayakan ibadah Nyepi bisa menghormati dan menghargai umat Hindu karena ibadah Nyepi membutuhkan konsentrasi tinggi,
"Begitu juga sebaliknya, umat Hindu yang menjalankan Nyepi agar menghormati yang lain. Tidak menuntut berlebihan untuk dihargai dan dihormati," katanya.
"Setiap umat beragama wajib memperkokoh kerukunan dan mengantisipasi peristiwa intoleransi yang berpotensi memecah-belah persatuan," katanya di sela pelaksanaan Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan di Klaten, Jumat.
Ia mengatakan sebagai bangsa dengan kultur keberagaman yang sudah lama ada, sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat untuk merawat dan menginternalisasikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Saya juga berharap tema besar kali ini benar-benar bisa menjadi panduan, bukan hanya bersifat filosofis tetapi juga konkrit," katanya.
Pada kesempatan tersebut ia juga mengajak seluruh umat Hindu di manapun berada untuk menjadikan Hari Suci Nyepi sebagai sumber inspirasi dalam menata perbuatan, perkataan dan pikiran. Ia juga berharap dengan menata tiga hal tersebut umat Hindu mampu menghindari sifat-sifat kebatilan.
"Upacara ini bukan hanya bermakna pengorbanan tulus ikhlas kepada semesta tetapi juga kesadaran diri. Harapan saya ke depan umat Hindu mampu meningkatkan kualitas umat Hindu mulai dari pendidikan hingga ekonomi," katanya.
Menurut dia, pada saat menjalankan Nyepi, merupakan momentum umat Hindu untuk melakukan mawas diri dan refleksi tindakan pada masa lalu dan apa yang akan dilakukan di masa datang untuk meningkatkan kualitas diri sebagai umat beragama.
Sementara itu, ia juga berharap agar pada pelaksanaan Hari Raya Nyepi tersebut seluruh masyarakat yang tidak merayakan ibadah Nyepi bisa menghormati dan menghargai umat Hindu karena ibadah Nyepi membutuhkan konsentrasi tinggi,
"Begitu juga sebaliknya, umat Hindu yang menjalankan Nyepi agar menghormati yang lain. Tidak menuntut berlebihan untuk dihargai dan dihormati," katanya.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Saat Nyepi, Angkasa Pura I hentikan sementara penerbangan Semarang-Bali
12 March 2021 20:38 WIB, 2021
Ganjar minta ASN dan masyarakat tidak bepergian saat libur Isra Miraj-Nyepi
09 March 2021 21:58 WIB, 2021