Lippo dan NU bangun rumah sakit di Magelang
Selasa, 20 Maret 2018 18:27 WIB
Jajaran direksi Lippo Group, pengurus Yayasan Syubbanul Wathon, PBNU memasukkan adukan semen pada "topping off" bangunan RS Syubbanul Wathon, Magelang, Selasa (20/3/2018). (Foto: Heru S)
Magelang (Antaranews Jateng) - Kelompok Lippo melalui Siloam Hospitals dan Nahdlatul Ulama lewat Yayasan Syubbanul Wathon membangun Rumah Sakit Umum Syubbanul Wathon di Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, di Magelang, Selasa, mengatakan RSU Syubbanul Wathon merupakan hasil pertama kemitraan kelompok Lippo dan Nahdlatul Ulama yang bertujuan untuk membangun beberapa rumah sakit di daerah.
Ia menyampaikan hal tersebut saat "topping-off" atau peletakan batu terakhir pembangunan Rumah Sakit Umum Syubbanul Wathon di Tegalrejo, kabupaten Magelang.
Ia mengatakan kelompok Lippo dan NU memiliki visi dan cita-cita yang sama, bahwa RSU Syubbanul Wathon merupakan yang pertama dari beberapa rumah sakit kemitraan yang akan dibangun di beberapa komunitas di Jawa dalam lima tahun ke depan.
RSU ini akan dilengkapi dengan 30 dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga medis lain yang melayani lebih dari 300.000 pasien per tahun dalam masa tukuh tahun ke depan.
Dalam kemitraan pembangunan rumah sakit dan pelayanan kesehatan ini, kelompok Lippo memfasilitasi dan menyediakan kebutuhan keuangan, pengelolaan, sistem operasional, dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam membangun rumah sakit umum tipe C.
Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada Desember 2017 dengan kapasitas 180 tempat tidur yang dibangun dalam dua tahap, pada tahap pertama sebanyak 120 tempat tidur.
RSU Syubbanul Wathon dibangun di atas lahan seluas 4.800 meter persegi yang disediakan oleh Yayasan Syubbanul Wathon, dengan total luas bangunan 6.000 meter persegi, terdiri atas tiga lantai. RSU ini diharapkan mulai beroperasi melayani masyarakat pada Juli 2018.
Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan bahwa adanya kerja sama ini semakin memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kerja sama ini sangat membahagiakan para santri, pengurus yayasan, dan masyarakat Tegalrejo karena akan terlayani fasilitas kesehatannya. Dengan peralatan kesehatan modern, masyarakat Tegalrejo tidak usah jauh-jauh pergi ke Yogyakarta atau ke Semarang untuk memeriksakan kesehatannya," katanya.
Ketua Yayasan Syubbanul Wathon yang juga pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Yusuf Chudlori mengatakan dengan hadirnya RSU Syubbanul Wathon ini merupakan bukti nyata pelaksanaan kemitraan dengan kelompok Lippo dan NU.
"Kelompok Lippo dan NU saatnya bersinergi untuk kemanusiaan dan membangun bangsa dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan para santri di Pondok Pesantren API Tegalrejo," katanya.
Wakil Direktur Utama Siloam Caroline Riady mengatakan kerja sama ini merupakan perwujudan dari visi kelompok Lippo dan NU yang juga sejalan dengan visi dan nilai-nilai kemanusiaan dari Siloam.
"Kami sangat antusias dengan kebersamaan yang akan kami lalui selaku mitra Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Tegalrejo, khususnya warga Ponpes API Tegalrejo," katanya.
Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, di Magelang, Selasa, mengatakan RSU Syubbanul Wathon merupakan hasil pertama kemitraan kelompok Lippo dan Nahdlatul Ulama yang bertujuan untuk membangun beberapa rumah sakit di daerah.
Ia menyampaikan hal tersebut saat "topping-off" atau peletakan batu terakhir pembangunan Rumah Sakit Umum Syubbanul Wathon di Tegalrejo, kabupaten Magelang.
Ia mengatakan kelompok Lippo dan NU memiliki visi dan cita-cita yang sama, bahwa RSU Syubbanul Wathon merupakan yang pertama dari beberapa rumah sakit kemitraan yang akan dibangun di beberapa komunitas di Jawa dalam lima tahun ke depan.
RSU ini akan dilengkapi dengan 30 dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga medis lain yang melayani lebih dari 300.000 pasien per tahun dalam masa tukuh tahun ke depan.
Dalam kemitraan pembangunan rumah sakit dan pelayanan kesehatan ini, kelompok Lippo memfasilitasi dan menyediakan kebutuhan keuangan, pengelolaan, sistem operasional, dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam membangun rumah sakit umum tipe C.
Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada Desember 2017 dengan kapasitas 180 tempat tidur yang dibangun dalam dua tahap, pada tahap pertama sebanyak 120 tempat tidur.
RSU Syubbanul Wathon dibangun di atas lahan seluas 4.800 meter persegi yang disediakan oleh Yayasan Syubbanul Wathon, dengan total luas bangunan 6.000 meter persegi, terdiri atas tiga lantai. RSU ini diharapkan mulai beroperasi melayani masyarakat pada Juli 2018.
Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan bahwa adanya kerja sama ini semakin memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kerja sama ini sangat membahagiakan para santri, pengurus yayasan, dan masyarakat Tegalrejo karena akan terlayani fasilitas kesehatannya. Dengan peralatan kesehatan modern, masyarakat Tegalrejo tidak usah jauh-jauh pergi ke Yogyakarta atau ke Semarang untuk memeriksakan kesehatannya," katanya.
Ketua Yayasan Syubbanul Wathon yang juga pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Yusuf Chudlori mengatakan dengan hadirnya RSU Syubbanul Wathon ini merupakan bukti nyata pelaksanaan kemitraan dengan kelompok Lippo dan NU.
"Kelompok Lippo dan NU saatnya bersinergi untuk kemanusiaan dan membangun bangsa dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan para santri di Pondok Pesantren API Tegalrejo," katanya.
Wakil Direktur Utama Siloam Caroline Riady mengatakan kerja sama ini merupakan perwujudan dari visi kelompok Lippo dan NU yang juga sejalan dengan visi dan nilai-nilai kemanusiaan dari Siloam.
"Kami sangat antusias dengan kebersamaan yang akan kami lalui selaku mitra Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Tegalrejo, khususnya warga Ponpes API Tegalrejo," katanya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024