Pengrajin Solo siap pasarkan lurik melalui Inacraft
Jumat, 23 Maret 2018 21:09 WIB
Oca dengan produk kerajinan tangan berbahan baku lurik buatannya (Foto: Aris Wasita)
Solo (Antaranews Jateng) - Salah satu pengrajin asal Kota Solo Katarina Oktaviani Putri siap memasarkan kain lurik ke tingkat nasional bahkan global melalui pergelaran Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2018 pada tanggal 25-29 April.
"Saya sangat antusias mengikuti acara ini karena saya ingin suatu saat bisa melakukan ekspor ke luar negeri," katanya di Solo, Jumat.
Ia mengatakan saat ini baru melayani penjualan di pasar dalam negeri, meski demikian untuk penjualannya sudah sampai ke luar pulau, salah satunya Pulau Sumatera.
Untuk produk yang dibuatnya dengan bahan baku kain lurik tersebut beranekaragam, di antaranya tas dan skraf. Selain itu, ia juga mencoba mengkreasikan kain lurik untuk dibuat kalung dan anting.
Wanita yang akrab dipanggil Oca ini mengatakan untuk harga produk yang dijualnya mulai dari Rp5.000 hingga Rp200.000/produk.
Sementara itu, untuk memperkaya produk yang dihasilkan, tak jarang warga Mojosongo, Surakarta ini bertukar jenis kerajinan tangan dengan konsumennya.
"Ini untuk mengembangkan kreasi, seperti misalnya saat ini saya sedang tertarik dengan Ulos dari Padang yang pada tiap benang yang ditenunnya mengandung emas asli. Untuk selembar kain kecil saja harganya mencapai Rp500 ribu," katanya.
Mengenai penjualan yang dilakukan saat ini, ia memanfaatkan penjualan langsung hingga media sosial.
"Kalau penjualan langsung saya memasarkan di `Night Market Ngarsopuro` dan `car free day`. Untuk dua hari berjualan saya bisa menjual hingga 200 produk," katanya.
Sementara itu, terkait persiapannya mengikuti Inacraft 2018, ia berencana membawa 1.000 produk dengan berbagai macam item.
"Saya juga baru saja ditunjuk oleh Dinas Koperasi dan UMKM, mudah-mudahan saya bisa membuat 1.000 produk untuk dibawa ke Inacraft," katanya.
"Saya sangat antusias mengikuti acara ini karena saya ingin suatu saat bisa melakukan ekspor ke luar negeri," katanya di Solo, Jumat.
Ia mengatakan saat ini baru melayani penjualan di pasar dalam negeri, meski demikian untuk penjualannya sudah sampai ke luar pulau, salah satunya Pulau Sumatera.
Untuk produk yang dibuatnya dengan bahan baku kain lurik tersebut beranekaragam, di antaranya tas dan skraf. Selain itu, ia juga mencoba mengkreasikan kain lurik untuk dibuat kalung dan anting.
Wanita yang akrab dipanggil Oca ini mengatakan untuk harga produk yang dijualnya mulai dari Rp5.000 hingga Rp200.000/produk.
Sementara itu, untuk memperkaya produk yang dihasilkan, tak jarang warga Mojosongo, Surakarta ini bertukar jenis kerajinan tangan dengan konsumennya.
"Ini untuk mengembangkan kreasi, seperti misalnya saat ini saya sedang tertarik dengan Ulos dari Padang yang pada tiap benang yang ditenunnya mengandung emas asli. Untuk selembar kain kecil saja harganya mencapai Rp500 ribu," katanya.
Mengenai penjualan yang dilakukan saat ini, ia memanfaatkan penjualan langsung hingga media sosial.
"Kalau penjualan langsung saya memasarkan di `Night Market Ngarsopuro` dan `car free day`. Untuk dua hari berjualan saya bisa menjual hingga 200 produk," katanya.
Sementara itu, terkait persiapannya mengikuti Inacraft 2018, ia berencana membawa 1.000 produk dengan berbagai macam item.
"Saya juga baru saja ditunjuk oleh Dinas Koperasi dan UMKM, mudah-mudahan saya bisa membuat 1.000 produk untuk dibawa ke Inacraft," katanya.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
HUT Klaten ke-217, simbol kesederhanaan dibalik baju putih dan selendang lurik di leher
28 July 2021 17:01 WIB, 2021
Kain tradisional lurik Yogyakarta dipromosikan Lina Berlina di Berlin
21 January 2018 20:13 WIB, 2018